ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia kesulitan dalam mencapai targaer dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goal’s (SDGs).
Menurut Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, banyak faktor yang menghambat pencapaian target DGS’s di Indonesia, salah satunya pandemi Covid-19.
“Pandemi Covid-19 telah menghentikan atau memperlambat kemajuan dalam upaya pencapaian SDGs oleh komunitas global,” kata Wapres Ma’ruf saat berbicara di Indonesian SDGs Corporate Summit atau ISCOS Tahun 2022 secara daring, Selasa (6/9/2022).
Menurut Ma’ruf, pandemi juga menyebabkan empat tahun lebih progres pengentasan kemiskinan menjadi tidak berarti. Bahkan menempatkan 93 juta lebih orang di dunia dalam kemiskinan ekstrem di tahun 2020.
Selain pandemi, Ma’ruf mengatakan, upaya pencapaian SDGs di berbagai negara saat ini juga mengalami tantangan berat imbas dari krisis ekonomi global yang saat ini sedang terjadi.
Meski demikian, secara global juga terjadi peningkatan celah pembiayaan tahunan untuk SDGs, dari semula US$2,5 triliun melonjak 70 persen menjadi US$4,2 triliun saat pandemi melanda.
“Di Indonesia, kebutuhan pendanaan SDGs masih terdapat celah pembiayaan yang cukup besar,” kata Ma’ruf.
Sejauh ini kata Wapres, SDGs Indonesia berproses dan mulai menampakkan hasil. Ini tercermin dari peringkat Indonesia yang naik dari urutan 97 pada tahun 2021 menjadi peringkat ke-82 pada 2022 dari 163 negara.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mewujudkan target SDGs.
Pertama, pengentasan kemiskinan. Dia menyontohkan, pemerintah mengedepankan kebijakan perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat.
Hal ini seiring upaya mengurangi kemiskinan nasional sebesar 10,14 persen per Maret 2021 dan menyasar kemiskinan ekstrem yang tercatat masih empat persen. Terlebih, Presiden Jokowi juga telah menetapkan target penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2024.
Demikian juga upaya pencapaian tujuan SDGs kedua, yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi. Pemerintah berkomitmen menurunkan angka prevalensi stunting hingga 14 persen pada 2024.
“Terlepas dari turunnya angka stunting sebesar 30,8 persen tahun 2018 menjadi 24,4 persen tahun 2021, masih ada tantangan besar menurunkan 10,4 persen poin dalam 2,5 tahun ke depan,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post