ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia berkomitmen memberi akses layanan listrik dengan kualitas yang baik, harga terjangkau dengan tetap memperhatikan prinsip pemerataan, efisiensi dan dampak terhadap lingkungan.
Sesditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Munir Ahmad mengatakan bahwa pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia sampai dengan semester I/2020, telah terpasang sekitar 71 GW pembangkit, 61.000 kilometer sirkit (kms) jaringan transmisi, 150.000 MVA gardu induk, 995.000 kms jaringan distribusi, dan 61.000 kms gardu distribusi.
“Semua itu bertujuan agar seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati akses layanan listrik dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau,” ujar Munir melalui siaran pers, dikutip Kamis (14/1/2021).
Selama 6 tahun terakhir pelayanan akses listrik terus membaik seiring dengan meningkatknya rasio elektrifikasi nasional dari 2014 sebesar 14,85 persen menjadi 99,2 persen berdasarkan prognosis perhitungan 2020. Pemerintah, bahkan menargetkan rasio elektrifikasi sebesar 100 persen pada akhir 2024.
“Pemanfaatan listrik juga terus didorong untuk kegiatan produktif yang mampu untuk memutar roda perekonomian nasional,” kata Munir.
Berdasarkan hasil perhitungan, prognosis konsumsi listrik per kapita nasional pada 2020 mencapai 1.089 kWh dengan proporsi pemanfaatan untuk sektor rumah tangga sebesar 38 persen, sektor industri sebesar 41 persen, sektor bisnis sebesar 15 persen, dan sisanya adalah sektor publik sebesar 6 persen. (ATN)
Discussion about this post