ASIATODAY.ID, JAKARTA – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Republik Indonesia akan meluncurkan Masterplan Industri Halal Indonesia pada 2022.
Terobosan ini sebagai langkah strategis dalam mempercepat pembangunan industri produk halal di Indonesia.
Direktur Industri Produk Halal KNEKS Afdhal Aliasar mengatakan, saat ini industri halal sudah menjadi komitmen pemerintah dan memiliki potensi untuk menggerakkan perekonomian.
“KNEKS saat ini tengah membuat Masterplan Industri Halal Indonesia. Kita bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). InsyaAllah tahun ini kita launching,” jelas Afdhal melalui keterangan resminya, Kamis (14/4/2022).
Dikatakan, saat ini nilai industri halal global sangat besar mencapai USD2 triliun per tahunnya. Karena itu, Indonesia sebagai salah satu pemain industri syariah harus mampu mengambil pangsa pasar yang ada baik dari korporasi maupun UMKM.
Dalam konteks itu, KNEKS tengah mengkaji dan mematangkan Masterplan Industri Halal Indonesia untuk merancang sinergi yang jelas, antar institusi. Masterplan industri produk halal diharapkan akan menjadi dasar atau panduan bagi pemerintah daerah dan Kementerian/Lembaga dalam merancang program kerja di Industri Halal.
“Kita ingin semua daerah yang memiliki komitmen kuat mulai bergerak. Dengan adanya masterplan ini, akan menjadi masukan kuat bagi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) maupun jangka panjang,” terang Afdhal.
Sementara itu, Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai bank syariah terbesar di Indonesia juga terus mendukung potensi industri halal demi majunya perekonomian syariah di Indonesia.
Direktur Sales and Distribution BSI Anton Sukarna menilai saat ini masih terdapat sumber-sumber perekonomian syariah yang belum dimanfaatkan dan dimaksimalkan.
Untuk itu, BSI tengah mengincar ekosistem islam untuk mendorong kinerja perbankan.
“BSI sekarang mulai masuk ke islamic ecosystem yang menurut kita potensinya cukup besar mulai dari bisnis maupun adanya komunitas sosial di dalamnya. Dengan potensi ini, kita bisa mengembangkan transaksinya,” ujar Anton.
Saat ini, ada beberapa potensi ekosistem islam dalam jumlah besar yang bisa disasar untuk meningkatkan penyaluran pembiayaannya. Misalnya, ada 267 ribu masjid menurut data Kementerian Agama dan 164 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
Ada juga lembaga pendidikan, seperti sekolah islam yang berjumlah 47 ribu dan pondok pesantren sebanyak 27 ribu. Kemudian, para Jemaah Haji yang dalam keadaan normal bisa mencapai 250 ribu dan Jemaah Umrah yang kira-kira mencapai 1,5 juta.
“Kita juga sedang membangun hubungan dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk membangun ekosistem zakat sodaqoh lebih kuat,” kata Anton.
Sebagai bentuk apresiasi kepada pemerintah provinsi (pemprov) yang berhasil mengembangkan potensi ekonomi syariah di daerahnya, KNEKS pun menginisiasi pemberian Anugerah Adinata Syariah 2022. Bekerjasama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI), Bank Syariah Indonesia (BSI), dan Infobank, KNEKS melakukan penilaian sepanjang tahun 2021.
Untuk Anugerah Adinata Syariah 2022, ada 7 kategori yang menjadi dasar penilaian, mulai dari kategori keuangan syariah, industri halal, keuangan sosial syariah, keuangan mikro syariah, pendidikan ekonomi syariah, pemberdayaan ekonomi pesantren, serta sektor ekonomi hijau dan berkelanjutan. (ATN)
Discussion about this post