ASIATODAY.ID, JAKARTA – Secara diam-diam Indonesia telah merintis sebuah riset tentang vaksin virus corona (Covid-19) yang saat ini tengah menggemparkan dunia.
Riset itu diinisiasi oleh Lembaga Molekular Biologi Eijkman dan PT Bio Farma.
“Kedua lembaga itu telah menjalin pembicaraan dan kerja sama untuk memproduksi vaksin yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh manusia dari virus corona,” terang Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro melalui keterangan tertulisnya yang diterima Minggu (1/3/2020).
Menurut Bambang, vaksin virus corona yang dikembangkan kedua lembaga itu memanfaatkan salah satu keanekaragaman hayati (biodiversity) spesies curcumin.
“Upaya penelitian harus dimulai sehingga kita lebih antisipatif menghadapi berbagai kemungkinan penyakit atau wabah yang bisa terjadi di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Secara terpisah, Peneliti Senior Lembaga Biologi Molekuler Eijkman David H. Muljono membenarkan bahwa Eijkman telah melakukan pembahasan awal dengan PT Bio Farma, intuk mengembangkan vaksin untuk melawan wabah virus corona (Covid-19).
Menurut Head of Corporat Communication Bio Farma Iwan Setiawan Bio Farma sudah memiliki kemampuan mengembangkan vaksin.
“Secara teknologi kami sudah terbiasa dengan virus,” ujar Iwan.
Iwan mengatakan produksi vaksin membutuhkan ‘bibit’ virus yang dilemahkan. Bibit virus itu belum tersedia untuk kasus virus corona yang saat ini sedang mewabah dari Wuhan, China.
“Hingga saat ini, belum ada negara yang bisa memproduksi vaksin corona Wuhan. Kami harus ada seed-nya, itu biasanya dari WHO. Ini kan outbreak baru,” jelasnya.
Sementara itu, penelitian curcumin dilakukan oleh Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga Chaerul Anwar Nidom.
“Penelitian curcumin yang berasal dari empon-empon, terdiri dari jahe-jahean, kunyit, temulawak, sereh, dan lain-lain akan dilakukan oleh para peneliti di Professor Nidom Foundation (PNF),” jelasnya.
Nidom yang saat ini sebagai Ketua Tim Riset CoV & Formulasi Vaksin di PNF mengatakan, saat ini ia dan tim sudah membuat dua formulasi yang sedang menunggu uji praklinik.
“Semoga segera akan ditemukan formulasi berikutnya,” ujar Nidom.
Formulasi-formulasi tersebut akan ditujukan untuk penyakit-penyakit yang spesifik, misalnya untuk penyakit flu termasuk Flu Burung, Covid-19, Malaria, dan lain-lain.
Nidom menganjurkan agar masyarakat tetap mengkonsumsi minuman dan makanan sebagaimana biasa dilakukan.
“Sejauh ini, PNF belum kontak dengan institusi manapun. Platform riset ini sebetulnya sudah pernah kami lakukan terhadap virus atau infeksi flu burung beberapa tahun lalu,” tandas Nidom. (ATN)
Discussion about this post