ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia mulai mempersiapkan Travel Bubble dalam waktu dekat. Pulau Batam dan Bintan akan jadi destinasi pertama.
Travel bubble adalah kesepakatan dengan negara lain untuk membuka akses masuk untuk turis agar timbul gelembung atau koridor perjalanan.
Travel bubble merupakan sebuah konsep yang diharap dapat mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif pascapandemi Covid-19.
“Saya menilai protokol kesehatan yang diterapkan sudah ketat dan disiplin, mulai dari tiba di pelabuhan hingga ke beberapa tempat destinasi wisata yang saya kunjungi seperti Treasure Bay dan sebuah kapal yang disulap menjadi hotel bernama Doulos Phos,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dikutip Minggu (24/1/2021).
Sandiaga Uno sendiri baru saja mengunjungi Pulau Batam dan Pulau Bintan untuk melihat kesiapan Indonesia dalam menerapkan konsep ‘travel bubble’.
Menurut Sandiaga, setidaknya ada lebih dari 4.000 kamar yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai ajang pariwisata dari sports tourism, adventure tourism maupun meetings, incentives, conferencing, exhibitions (MICE).
“Kita harapkan 5.000 lebih lapangan kerja tercipta di sini,” sahutnya lagi.
Ke depan kata dia, pemerintah akan terus bersinergi dengan para stakeholder agar Bintan dapat menjadi venue event-event kelas dunia. Apalagi Bintan, Batam dan beberapa daerah sekitarnya sangat bergantung kepada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pintu masuk
Dilansir dari laman resmi Kemenparekraf, pada 20 Januari 2021 lalu, Menteri Sandiaga mengajak Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan untuk membahas peluang untuk menerapkan perjalanan tanpa karantina tersebut.
Rencana ini dilakukan untuk memudahkan perjalanan wisatawan untuk keluar masuk Indonesia termasuk dari Singapura yang selama ini menjadi negara penyumbang jumlah wisman terbesar ke Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga menegaskan Indonesia saat ini masih fokus meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara untuk membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
Namun, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan membuka pintunya untuk melakukan travel bubble. Dengan catatan, hal itu tergantung pada ada tidak adanya perubahan dalam status covid-19 di setiap negara.
“Untuk jangka pendek dengan segala ketidakpastian ini, kita sekarang lebih fokus pada pariwisata Nusantara. Akan tetapi saya rasa tidak menutup kemungkinan pastinya untuk merenggangkannya, seperti dengan Singapura. Sebab, salah satunya saya rasa titik masuk wisatawan dari Singapura adalah Batam dan Bintan,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Untuk travel bubble ini, Menteri Luar Negeri Singapura menyatakan, bahwa hal yang utama perlu dipersiapkan adalah aturan hingga protokol kesehatan yang ketat di masing-masing negara.
Hal tersebut bertujuan agar wisatawan dapat melakukan perjalanan dengan nyaman.
“Kami memang memiliki travel bubble yang terbatas, termasuk di beberapa wilayah yang berbatasan dengan Indonesia. Jadi sangat penting untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia termasuk dalam hal protokol perjalanan, protokol kesehatan, dan tindakan pencegahannya. Jadi, dari sini kita bisa menyusun standar perjalanan dan pariwisata bersama secara aman, meskipun epideminya masih belum berakhir. Jadi, memang ada cukup banyak peraturan mendetail yang kita bisa mulai diskusikan dan rencanakan,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa Singapura sedang fokus pada program vaksinasi. Menurutnya vaksinasi merupakan hal utama yang diharapkan dapat segera membangkitkan perekonomian di Singapura.
“Saat ini kami sedang fokus menerapkan program vaksinasi, karena bagi kami penting memvaksin sebanyak-banyaknya warga, untuk mencapai level imunitas, sehingga kami bisa membuka perbatasan negara lebih jauh, membuka pintu perekonomian dan pastinya juga pariwisata. Jadi, banyak dampak (baiknya) dalam program vaksinasi ini,” ujar Vivian. (ATN)
Discussion about this post