ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia siap mengirimkan 1.000 personil pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi, menegaskan komitmen itu pada pertemuan virtual 4th UN Peacekeeping Ministerial (UNPM) dengan tema “Partnership in Training and Capacity Building”, pada Selasa (7/12/2021).
“Komitmen memajukan pelatihan dan peningkatan kapasitas para peacekeepers mutlak diperlukan guna mendukung mandat Misi dan memastikan keselamatan mereka,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Kemlu, Rabu (8/12/2021).
Korea Selatan menjadi tuan rumah UNPM yang dihadiri oleh lebih dari 50 negara. Pertemuan dibuka dengan sambutan dari Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Korea Selatan serta Sekjen PBB. Pada pertemuan tersebut, seluruh negara, termasuk Indonesia, telah menyampaikan komitmen kontribusi guna mendukung penguatan Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB.
Komitmen kontribusi Indonesia yang disampaikan Menlu Retno terdiri dari penambahan sekitar 1.000 personel dan penguatan kapasitas peacekeepers. Secara khusus, Menlu Retno menyampaikan bahwa pelatihan dan peningkatan kapasitas diperlukan untuk mendukung peacekeepers yang seringkali bertugas di situasi yang seringkali berbahaya.
Untuk itu, Menlu Retno menekankan dua hal penting yang perlu dilakukan untuk mendukung pelatihan dan peningkatan kapasitas peacekeepers.
Pertama, pelatihan dan peningkatan kapasitas harus sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
“Di masa pandemi seperti saat ini, peacekeepers kita mendapat tugas tambahan. Mereka harus dapat mendukung negara tempat Misi untuk penanganan pandemi. Di sinilah pengetahuan mengenai kesehatan komunitas menjadi hal yang penting,” imbuhnya.
Kedua, Menlu Retno menekankan pentingnya investasi seluruh negara bagi kemitraan yang inovatif. Triangular Partnership Project (TPP) yang akan berlangsung di Indonesia pada 2022 merupakan salah satu wujud sumbangsih Indonesia dalam mendukung inovasi kemitraan.
“Penguatan kemitraan yang inovatif ini juga perlu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas peacekeepers perempuan, khususnya dalam perlindungan warga sipil,” kata Menlu Retno.
UNPM merupakan pertemuan internasional terbesar yang membahas berbagai isu Misi Perdamaian PBB. Pertemuan ini didahului dengan empat pertemuan persiapan, dimana Indonesia merupakan salah satu negara yang memimpin pertemuan pendahuluan yang mengambil tema “Partnership, Training and Capacity Building”. (ATN)
Discussion about this post