ASIATODAY.ID, KUALA LUMPUR – Industri properti di Malaysia tumbuh pesat.
Nilai transaksi properti negeri itu naik 23,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 179,07 miliar ringgit (1 ringgit = Rp3.423) atau setara US$40 miliar (1 dolar AS = Rp15.418) pada 2022. Demikian disampaikan oleh Pusat Informasi Properti Nasional (National Property Information Center/NAPIC) Malaysia pada Rabu (15/3).
Menurut NAPIC, tercatat ada lebih dari 389.000 transaksi properti tahun lalu, naik 29,5 persen (yoy).
Subsektor properti hunian memimpin dalam aktivitas pasar properti secara keseluruhan, yang berkontribusi berdasarkan volume sebesar 62,5 persen.
Terdapat 243.190 transaksi senilai 94,28 miliar ringgit yang tercatat dalam periode peninjauan, meningkat sebesar 22,3 persen dalam hal volume, dan 22,6 persen dalam nilai secara tahunan.
Segmen properti komersial membukukan 32.809 transaksi senilai 32,61 miliar ringgit pada 2022, naik 46,3 persen berdasarkan volume, dan 16,7 persen dalam nilai dibandingkan tahun sebelumnya.
Kinerja pasar properti diperkirakan akan tumbuh sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang cukup rendah untuk 2023, mengingat lingkungan eksternal yang tidak dapat diprediksi, sebut NAPIC.
Meskipun demikian, NAPIC mengatakan bahwa kebijakan yang akomodatif, dukungan pemerintah yang berkelanjutan, pelaksanaan yang baik dari semua langkah yang direncanakan dan diuraikan dalam revisi Anggaran 2023, serta penerapan strategi dan inisiatif yang tepat di bawah Rencana Malaysia ke-12 diperkirakan dapat terus mendukung sektor properti. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post