ASIATODAY.ID, SURABAYA – Sebuah terobosan baru datang dari Universitas Airlangga (Unair) Surbaya, Jawa Timur. Perguruan Tinggi itu baru saja meluncurkan Industri Cangkang berbasis Rumput Laut. Inovasi itu pun telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pada Kamis (1/8/2019).
Cangkang kapsul berbasis rumput laut itu dikembangkan oleh Lembaga Pengembangan Bisnis dan Inkubasi (LPBI) Universitas Airlangga, dengan PT Inovasi Bioproduk Indonesia.
“Teaching industry sendiri ini sesuatu yang baru dan luar biasa. Karena ketika kita sering mendiskusikan industri 4.0, Jepang masuk 5.0. Tidak mungkin kita berkompetisi tanpa riset dan pengembangan serta tanpa melakukan inovasi,” kata Khofifah melalui keterangan resminya yang diterima, Selasa (6/8/2019).
Menurut Khofifah, diresmikannya teaching industry cangkang kapsul berbasis rumput laut tersebut, bakal mempunyai banyak keuntungan bagi masyarakat. Karena cangkang kapsul berbahan baku rumput laut, lebih terjamin kehalalannya, ketimbang cangkang kapsul yang menggunakan bahan baku gelatin.
“Selama ini cangkang terbuat dari gelatin yang berasal dari hewani. Jadi kehalalannya masih dipertanyakan. Sedangkan cangkang kapsul berbasis rumput laut yang diproduksi Unair ini sudah terbukti kehalalannya,” kata Khofifah.
Selain faktor kehalalan, kata Khofifah, cangkang kapsul berbahan baku rumput laut yang dikembangkan Unair, berkategori industri bersih. Sebab tidak ada bahan yang terbuang, sehingga sisa pengolahan cangkang kapsul berbahan baku rumput laut didaur ulang. “Jadi prosesnya bisa dilakukan sampai dengan produk akhir tanpa sampah,” kata Khofifah.
Sementara itu, Rektor Unair, Mohammad Nasih, menjelaskan bahwa teaching industry yang baru diresmikan tersebut menghabiskan biaya sebesar Rp4 miliar, dari dana APBN. Area pabrik yang digunakan memiliki luas 559 meter persegi.
“Keunggulan cangkang kapsul berbahan baku rumput laut ini, selain terjamin kehalalannya, juga harganya sangat bersaing,” kata Nasih.
Menurut Nasih, bahan baku rumput laut yang digunakan, didatangkan dari Probolinggo. Unair juga sedang mengembangkan marine station di Banyuwangi untuk kemudian bisa menghasilkan rumput laut. Sehingga dari hulu dan hilir bisa diproduksi sendiri.
Hadirnya teaching industry cangkang kapsul berbasis rumput laut itu, membuktikan bahwa perguruan tinggi di Indonesia, bisa membuat suatu produk yang mampu bersaing dengan produk asing. Kuncinya, kata dia, pemerintah bisa lebih memberi kepercayaan kepada perguruan tinggi untuk mengembangkan inovasi-inovasinya.
“Intinya kalau kita dipercaya, diberikan sedikit modal, kita bisa membuat ini dan tak perlu impor,” tandas Nasih. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post