ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kemenkominfo, Ferdinandus Setu menegaskan pemblokiran data telekomunikasi di Papua dilakukan demi mempercepat pemulihan siatuasi keamanan dan kini sudah normal kembali.
Pemblokiran sebelumnya sudah dikonsultasikan dengan aparat dan penegak hukum setempat. “Pemblokiran berlaku hingga suasana Tanah Papua kembali kondusif dan normal,” siaran pers Ferdinandus Setu di Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Sebelumnya Kemkominfo telah melakukan throttling atau pelambatan akses/bandwidth di beberapa wilayah Papua Barat dan Papua khususnya tempat terjadi aksi massa pada Senin (19/8), seperti Manokwari, Jayapura dan beberapa tempat lain.
Pelambatan akses dilakukan secara bertahap sejak Senin (19/8) pukul 13.00 WIT dan telah dinormalkan kembali pukul 20.30 WIT pada hari yang sama menyusul situasi yang sudah kondusif.
“Dapat kami sampaikan bahwa tujuan dilakukan throttling adalah untuk mencegah luasnya penyebaran hoaks yang memicu aksi,” jelas Ferdinandus.
Sejauh ini, menurut Ferdinandus, Kementerian Kominfo sudah mengindentifikasi 2 (dua) hoaks yang tersebar melalui media sosial dan pesan instan yakni hoaks Foto Mahasiswa Papua Tewas Dipukul Aparat di Surabaya dan hoaks yang menyebutkan bahwa Polres Surabaya Menculik Dua Orang Pengantar Makanan untuk Mahasiswa Papua.
“Kemkominfo imbau masyarakat untuk tidak menyebarkan hoaks, disinformasi, ujaran kebencian berbasis SARA yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” tulis Plt. Kepala Biro Humas Kemenkomindo, Ferdinandus Setu
,’;\;\’\’
Discussion about this post