ASIATODAY.ID, JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia mencatat realisasi investasi dalam negeri pada kuartal I/2020 sebesar Rp210,07 triliun dari 25,292 proyek.
Angka ini meningkat 8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
Investasi paling tertinggi didominasi sektor transportasi gudang dan telekomunikasi.
Dari total tersebut, realisasi penanaman modal dalam negeri sebesar tumbuh 25 persen menjadi Rp112,7 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp87,2 triliun dan naik 9 persen jika dibandingkan dengan kuartal IV/2019.
Sementara itu realisasi penanaman modal luar negeri mencapai Rp98, triliun turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp107,9 triliun. Namun, jika dibandingkan dengan kuartal IV/2019, nilainya naik sebesar 7 persen.
“Di masa kepemimpinan Jokowi – Ma’ruf, programnya adalah transformasi ekonomi untuk peningkatan nilai tambah. Ini untuk hilirisasi tambang sudah bagus realisasinya,” terang Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, melalui keterangan tertulisnya, yang diterima Selasa (214/2020).
Menurut Bahlil, realisasi investasi baik asing dan dalam negeri, di luar Jawa pada Kuartal I /2020 mengalami peningkatan sebesar 19,3 persen dengan nilai Rp 102,4 triliun dari Rp 85,8 triliun di tahun sebelumnya.
Hal ini dipicu oleh peningkatan hilirisasi industri hasil tambang mineral usai pelarangan ekspor bijih nikel di akhir tahun 2019.
Sementara itu, di Pulau Jawa nilainya turun dari Rp 109,3 triliun tahun 2019 menjadi Rp 108,3 triliun tahun 2020.
“Hal menggembirakannya yaitu peningkatan realisasi ini disumbang oleh investasi di Indonesia bagian timur, khususnya peningkatan hilirisasi industri hasil tambang mineral usai pelarangan ekspor bijih nikel di akhir tahun 2019. Kita akan terus dorong pemerataan investasi di luar Pulau Jawa,” jelasnya.
Namun, pangsa pasar realisasi investasi di pulau Jawa masih tinggi, mencapai 51,4 persen atau sebesar Rp108,3 triliun.
Berdasarkan lokasi proyek, realisasi investasi baik dalam dan luar negeri terbesar berada di Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 31,4 triliun (14,9 persen); kemudian disusul Jawa Barat Rp 29,9 triliun (14,2 persen); DKI Jakarta sebesar Rp 20,1 triliun (9,6 persen); Jawa Tengah Rp 19,3 triliun (9,1 persen); dan Riau Rp 12,8 triliun (6,0 persen). (AT Network)
Discussion about this post