ASIATODAY.ID, JAKARTA – Arus investasi global di Indonesia masih menunjukkan perkembangan positif tak terkecuali dari negara-negara di Asia.
Sejumlah negara di Asia seperti China, Jepang, Korea Selatan dan Thailand terus melipatgandakan investasinya di Indonesia.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi dari China, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand di periode 2017-2021 menyentuh angka USD47,29 miliar.
Jepang menjadi investor terbesar di Indonesia sebanyak USD19,11 miliar, kemudian China sebesar USD18,48 miliar, Korea Selatan sebesar USD8,18 miliar, serta Thailand sebesar USD1,52 miliar.
Khusus di tahun 2021, China mencatatkan realisasi investasi di Indonesia sebesar USD3,16 miliar, kemudian Jepang dengan realisasi investasi sebesar USD2,26 miliar, Korea Selatan sebesar USD1,64 miliar, dan Thailand sebesar USD450,3 juta.
Menurut Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Imam Suyudi, meskipun berada di posisi keempat, realisasi investasi Thailand di tahun 2021 naik 301,07% secara tahunan.
“Hasil ini berkat investasi di sektor industri bahan kimia, industri karet dan barang dari karet dan plastik, serta industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain,” jelasnya Sabtu (12/3/2022).
Sementara realisasi investasi tiga negara lainnya di tahun 2021 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana China turun 34,73%, Jepang turun 12,5%, dan Korea Selatan 10,95%.
Secara umum, terdapat beberapa sektor industri yang menjadi favorit bagi China, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand untuk berinvestasi di Indonesia selama tahun 2017—2021.
Pertama, sektor listrik, gas, dan air yang membukukan realisasi investasi sebesar USD11,58 miliar di periode 2017—2021.
Kedua, sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya yang mencetak realisasi investasi USD9 miliar. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah terkait hilirisasi industri, dimana Indonesia tak hanya mengekspor bahan mentah saja, melainkan juga mendorong pendirian industri smelter.
“bahan tambang atau konsentrat bisa diolah menjadi produk turunan yang punya nilai tambah,” tukas Imam.
Ketiga, sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang menyumbang realisasi investasi sebesar USD4,94 miliar.
Keempat, ada sektor industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain yang realisasi investasinya sebesar USD4,77 miliar.
Investasi kendaraan bermotor ini didominasi Jepang dan Korea Selatan yang menunjukkan bahwa industri tersebut masih menjadi daya tarik di Indonesia.
Kelima, sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran meraih realisasi investasi sebesar USD3,41 miliar.
Imam menilai, tumbuhnya sektor manufaktur berdampak pada tumbuhnya kawasan industri sebagai lokasi proyek manufaktur, sekaligus memicu pertumbuhan kawasan perumahan di sekitar kawasan industri dan perkantoran.
Untuk strategi untuk menarik minat investor dari Jepang, China, Korea Selatan, dan Thailand, Imam menyebut bahwa pemerintah telah menekankan pentingnya transformasi perekonomian berbasis inovasi dan teknologi yang menuju ke arah ekonomi hijau yang berkelanjutan.
“Pemerintah juga membentuk tim khusus Satgas Relokasi Investasi untuk menarik perusahaan-perusahaan asing agar mau melakukan relokasi/diversifikasi ke Indonesia,” terang dia.
Pemerintah juga memberikan fasilitas kepabeanan yaitu fasilitas pembebasan bea masuk atas impor mesin/barang dan bahan bagi bidang industri dan jasa industri tertentu.
“Terdapat pula fasilitas perpajakan berupa tax holiday maupun tax allowance, hingga pemberian fasilitas super deduction dengan sejumlah kriteria tertentu,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post