ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Daikin Global akan menginvestasikan Rp3,3 triliun untuk membangun pabrik AC di Indonesia.
Hal itu terungkap saat Direktur PT. Daikin Airconditioning Indonesia menemui Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita untuk membahas rencana investasi tersebut, pada Rabu (31/8/2022) lalu.
Saat ini, sejumlah perusahaan dari PT Daikin Global di Indonesia yang telah melakukan produksi, yaitu PT. Daikin Manufacturing Indonesia dengan produksi AC tipe ducting (lebih dari 5 HP) dan Air Handling Units (AHU).
Investasi baru dari Daikin, yaitu PT Daikin Industries Indonesia, akan memproduksi AC rumah tangga pada semester II-2024. Investasi pembangunan pabrik AC tersebut berlokasi di GIIC Industrial Parks Bekasi, Jawa Barat dengan kapasitas produksi sebesar 1,5 juta unit per tahun.
Melalui investasi ini, diperkirakan Daikin mampu menyerap tenaga kerja sebesar 1.600-2.500 orang.
Sejalan dengan investasi AC dari Daikin tersebut, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar untuk produk AC, baik untuk rumah tangga maupun AC komersial.
Terlebih lagi Daikin merupakan merek besar dengan predikat market leader untuk pasar AC di Indonesia. Tentu hal ini menjadi langkah yang tepat bagi Daikin maupun brand besar lain untuk segera menanamkan modal dan berproduksi di Indonesia.
“Sebuah langkah yang sangat tepat bagi Daikin, yang notabene merupakan market leader produk AC di Indonesia untuk berinvestasi di dalam negeri. Saya mendorong agar brand besar lainnya dapat mengikuti gerakan Daikin untuk segera memiliki fasilitas produksi di Indonesia baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor,” papar Agus, dikutip Sabtu (3/9/2022).
Menurut Agus, sektor industri manufaktur semakin bergeliat. Kinerja positif ini misalnya tercermin dari realisasi penanaman modal sektor industri yang mencapai Rp230,8 triliun atau berkontribusi sebesar 39,5% dari total nilai investasi yang menembus Rp584,6 triliun pada semester I tahun 2022.
“Sektor industri manufaktur nilai investasinya meningkat dari Rp167,1 triliun pada semester I-2021, menjadi Rp230,8 triliun di semester I-2022 atau naik signifikan sebesar 38%,” jelas Agus.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier menegaskan tentang keseriusan Kemenperin dalam hal menjaga iklim investasi baru agar tetap berkembang dan mampu menyeimbangkan trade balance sektor elektronika.
“Target ini dapat dilakukan melalui salah satu instrumen berupa Neraca Komoditas (NK) untuk produk-produk elektronika termasuk AC yang akan diimplementasikan di tahun mendatang,” ujarnya. (ATN)
Discussion about this post