ASIATODAY.ID, GRESIK – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa (12/10/2021).
Smelter dengan nilai investasi mencapai Rp42 triliun rupiah dibangun di atas lahan seluas 100 hektare.
Fasilitas pengolahan dan pemurnian ini akan menjadi smelter single line terbesar di dunia dengan kapasitas desain 1,7 juta ton konsentrat per tahun.
Peresmian ini menandai dimulainya tahap konstruksi smelter, setelah sejumlah tahapan dilakukan termasuk Front-End Engineering Design (FEED), reklamasi dan penguatan lahan, serta rekayasa detail yang sudah dimulai sejak akhir 2018.
Hingga kini, kemajuan pembangunan smelter telah mencapai 8 persen.
Presiden Jokowi dalam sambutannya menyatakan pembangunan smelter di Indonesia akan memperkuat hilirsasi industri.
“Saya berharap kehadiran smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik ini akan mejadi daya tarik bagi industri lain, khususnya industri turunan tembaga untuk ikut berinvestasi,” kata Jokowi.
Jokowi menegaskan, pemerintah akan terus memberikan dukungan penuh agar iklim investasi di Indonesia lebih baik.
Groundbreaking ini menegaskan komitmen PTFI untuk membangun smelter, sesuai dengan kesepakatan divestasi 2018.
“Kewajiban pembangunan smelter tertuang dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI yang menjadi bagian tak terpisahkan dari izin keberlanjutan operasi PTFI hingga 2041,” kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas.
Konsentrat tembaga yang dipasok ke smelter ini berasal dari tambang bawah tanah terbesar di dunia yang dikelola PTFI di Papua.
Menurut Tony, di tengah berbagai tantangan pandemi Covid-19, PTFI terus melakukan penyesuaian dan memastikan pembangunan tetap berjalan dengan tetap mengedepankan kesehatan dan keselamatan seluruh tenaga kerja serta masyarakat di sekitar area kerja.
“Apalagi 98 persen karyawan PTFI merupakan putera puteri terbaik bangsa yang berasal dari berbagai suku dan daerah, baik dari Papua maupun daerah lainnya di Indonesia,” ujarnya.
Dalam investasi smelter ini, PTFI menggandeng PT Chiyoda International Indonesia untuk melakukan pekerjaan Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) di tahap konstruksi.
Pada tahap ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi setidaknya 40 ribu tenaga kerja (secara kumulatif) yang direkrut melalui perusahaan kontraktor.
PTFI akan mendorong perusahaan kontraktor agar memaksimalkan perekrutan masyarakat lokal untuk mengisi bidang-bidang pekerjaan tertentu.
“Kami juga mengharapkan dukungan untuk kemudahan perijinan dan insentif fiskal untuk membantu nilai keekonomian proyek smelter ini,” imbuh Tony.
Tony mengungkapkan, industri hilir tembaga dan turunannya di Indonesia perlu ditingkatkan, sehingga produk katoda tembaga dapat semakin banyak diserap di dalam negeri dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas.
Turut hadir dalam acara groundbreaking ini diantaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani. (ATN)
Discussion about this post