ASIATODAY.ID, JAKARTA – Konsorsium Hyundai resmi merealisasikan investasi senilai USD1,1miliar untuk membangun industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Konsorsium Hyundai dan PT Industri Baterai Indonesia (IBI) untuk membangun industri sel baterai kendaraan listrik.
Konsorsium Hyundai yang terdiri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis, dan LG Energy Solution bekerjasama dengan PT Industri Baterai Indonesia (IBI) atau Indonesia Battery Corporation (IBC) akan membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik.
Dengan rencana penyerapan tenaga kerja sekitar 1.000 orang, kerjasama investasi ini merupakan salah satu tahap dari keseluruhan rencana proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi senilai USD9,8 miliar.
Menurut Bahlil, dalam implementasi kerja sama, perusahaan wajib menggandeng pengusaha dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal karena ni merupakan amanat dari Undang-Undang No. 11/2020 tentang Cipta Kerja (UU CK).
“Hal ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah saat ini. Kami akan kawal dari awal sampai akhir investasi untuk baterai sel ini,” kata Bahlil sebagaimana keterangan pers, Kamis (29/7/2021).
Proyek investasi sel baterai kerjasama konsorsium Hyundai-LG dan PT Industri Baterai Indonesia ini merupakan salah satu langkah pemerintah untuk mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia secara keseluruhan dari hulu sampai dengan hilir.
Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia Toto Nugroho menjelaskan bahwa kerjasama ini menjadi momentum dalam pembentukan industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia.
Indonesia memiliki potensi menjadi pemain global industri baterai karena memiliki 24 persen cadangan nikel di dunia.
“Kami akan memproduksi baterai secara kompetitif untuk memenuhi kebutuhan Indonesia dan juga untuk ekspor,” jelasnya.
CEO Hyundai Mobis Co. Ltd Sung Hwan Cho menuturkan bahwa perusahaannya berkomitmen untuk mengembangkan mobil listrik dan ekosistemnya di Indonesia.
“Sampai sekarang, berkat dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia, kami sudah mencapai target untuk memajukan proyek ini dengan pihak-pihak lain. Saya merasa lebih dekat mencapai target kami, dan sekarang kedua negara akan bermitra untuk mengembangkan mobil listrik dan ekosistem ke depannya,” ujarnya.
Konsorsium Hyundai rencananya akan membentuk joint venture atau perusahaan gabungan dengan PT Industri Baterai Indonesia selaku holding BUMN Baterai yang merupakan gabungan dari 4 (empat) BUMN, yaitu PLN, Pertamina, MIND ID, dan Antam. Kerja sama investasi ditargetkan untuk dapat segera dimulai (groundbreaking) tahun ini.
Fasilitas sel baterai ini rencananya akan memiliki kapasitas produksi sebesar 10 Giga watt Hour (GwH), yang nantinya akan menyuplai kendaraan listrik produksi Hyundai. (ATN)
Discussion about this post