ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia Weda Bay Industrial Park (PT IWIP), salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) siap untuk memulai konstruksi pabrik pengolahan bahan baku baterai berbasis nikel pada 2022 di Weda, Halmahera Tengah, Maluku Utara. Pabrik ini menggunakan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF).
Menurut General Manager External Relations PT IWIP, Wahyu Budi, IWIP akan mengelola nikel dengan kadar rendah yang menjadi cikal bakal dari bahan baku prekursor baterai.
“Kami berharap tahun ini atau tahun depan kita sudah bisa memulai konstruksi pabrik baterai ini,” kata Wahyu Budi melalui keterangan tertulis, Selasa (30/3/2021).
Menurut Wahyu, pandemi Covid-19 yang belum membaik di Indonesia menjadi salah satu kendala yang dihadapi saat ini. Pasalnya, dengan adanya pandemi ini, perusahaan kesulitan untuk merekrut tenaga kerja guna membangun smelter tersebut.
“Nantinya kita akan mengelola nikel-nikel kadar rendah di dalam negeri menjadi bahan baku prekursor baterai. Oleh karena itu, kita berharap tahun ini atau tahun depan kita sudah bisa memulai konstruksi pabrik pengolahan bahan baku baterai,” jelasnya.
Seperti diketahui, PT IWIP sendiri dalam melakukan pengembangan industri di kawasan Weda Bay tersebut mayoritas menggunakan teknologi RKEF yang merupakan salah satu teknologi terbaik di bidangnya.
Setelah pembangunan menggunakan RKEF selesai ke depannya perusahaan akan menambahkan unit-unit untuk pembuatan bahan baku terlebih dahulu dibandingkan dengan yang lainya.
Proses RKEF sendiri banyak digunakan untuk menghasilkan feronikel dan nikel-matte. Proses ini diawali dengan pengeringan kandungan moisture hingga 45 persen melalui proses pretreatment.
Pada proses tersebut, bijih laterit dikeringkan dengan rotary dryer pada temperatur 250 derajat celcius hingga kandungan moisturenya mencapai 15-20 persen.
“Produk dari rotary dryer selanjutnya masuk ke-tahap kalsinasi (pre-reduksi) menggunakan rotary kiln pada suhu 800-900 derajat celcius,” tandasnya.
Sebagai referensi, Kawasan Industri Weda Bay merupakan Kawasan Industri pertama terintegrasi di Indonesia yang diperuntukkan untuk memfasilitasi proses pengolahan mineral dan produksi komponen baterai kendaraan listrik.
Kawasan Industri Weda Bay sudah memulai konstruksi sejak 2018. Kawasan Industri Weda Bay mempunyai visi dan misi untuk melakukan kegiatan industri yang berkelanjutan dan mengurangi emisi rumah kaca dengan berpedoman pada prinsip “Green Industry to build The Greener Future”.
Oleh karena itu perusahaan berkomitmen untuk mengimplementasikan beberapa prinsip Green Industry dalam melakukan kegiatannya antara lain dengan mengintegrasikan rantai industri sehingga distribusi bahan baku menjadi lebih efisien dan konsumsi energi dapat diminimalisir, Menggunakan teknologi pengolahan yang mutakhir sehingga dapat mengurangi limbah dan dapat memanfaatkan kembali limbah produksi tersebut, Memproduksi bahan baku untuk baterai kendaraan listrik sebagai produk akhir untuk menggantikan bahan bakar tak tergantikan yang bebas emisi. (ATN)
Discussion about this post