ASIATODAY.ID, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka ruang bagi kota-kota lain di Indonesia maupun dunia untuk melakukan studi banding revitalisasi trotoar.
Pasalnya, revitalisasi trotoar saat ini telah menjadi tren urban di dunia.
Di Jakarta, trotoar berfungsi efektif bagi warga yang beraktivitas dengan berjalan kaki. Dalam waktu kurang dari 4 tahun, 341 kilometer trotoar di ibu kota sudah terbangun.
“Karena itu, yang pertama kali harus disiapkan adalah trotoar, kemudian transportasi umum. Bahkan transportasi umumnya sudah menuju bebas emisi, kemudian sepeda, dan kendaraan bebas emisi lainnya,” kata Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (22/7/2022).
Menurut Anies, langkah Kota Jakarta merevitalisasi trotoar telah menginsipirasi Pemerintah Kota (Pemkot) di Indonesia untuk melakukan hal serupa, salah satunya Kota Depok.
“Dengan begitu nantinya di seluruh kawasan Jabodetabek kita harapkan terbangun kebiasaan jalan kaki,” imbuhnya.
Anies memastikan pihaknya membuka pintu lebar-lebar bagi kota-kota lain yang ingin studi banding terkait penataan trotoar. Revitalisasi trotoar menjadi salah satu upaya mengurangi emisi karbon.
“Kami siap membagi kepada semuanya, karena sebetulnya yang datang ke kami, ke Jakarta untuk studi banding dari banyak kota untuk melihat transportasi umum, tentang pejalan kaki tentang trotoar, dan sepeda,” jelasnya.
Complete Street
Trotoar di Jakarta dibangun dengan menggunakan konsep complete street. Menurut Anies, complete street berarti memenuhi semua aspek dalam pembangunan trotoar untuk pejalan kaki.
“Misalnya disitu ada jalur hijau, disitu ada jalur sepeda, disitu ada street furniture dan disitu juga ada Wayfinding dan signage. Jadi complete street ini membuat trotoarnya lebih dari sekedar tempat kosong untuk warga berjalan kaki tapi disitu ada fasilitas-fasilitas penunjang,” ujar Anies.
Pada prinsipnya, trotoar dengan konsep complete street menomorsatukan ruang bagi pejalan kaki. Setelahnya penyesuaian lebar jalur kendaraan termasuk jalur sepeda.
“Peruntukannya adalah untuk pejalan kaki. Ruang pejalan kaki ini lah yang harus dinomorsatukan, kedua ada konsistensi lajur jadi penyesuaian lebar jalur kendaraan yang ketiga ada jalur sepeda, yang keempat persimpangan jalan area penyebrangan itu semua dilakukan redesaining sehingga lebih aman dan lebih nyaman,” kata Anies.
“Lalu ada penataan tempat parkir ada penambahan halte ada penambahan area bis untuk berhenti ada Wayfinding dan signage,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post