ASIATODAY.ID, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan pertemuan blilateral dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menjelang KTT puncak G20 di Bali pada Senin (14/11/2022).
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Biden menggarisbawahi pentingnya Kemitraan Strategis AS-Indonesia, dan kedua pemimpin mendiskusikan cara untuk memperkuatnya.
Kedua pemimpin juga meninjau upaya untuk mempercepat kemitraan AS-Indonesia dalam berbagai tantangan dan peluang bersama, termasuk melalui Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) dan Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (PGII).
Presiden Biden juga mengucapkan selamat kepada Indonesia atas susksesnya penyelenggaraan G20 serta Presidensi G20 dan mengutarakan dukungan terhadap kempimpinan Indonesia di Indo-Pasifik sebagai negara demokrasi ketiga terbesar dan pendukung kuat tatanan internasional berbasis aturan.
Kedua pemimpin juga membahas kedudukan Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023, dan Presiden Biden menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat terhadap Sentralitas ASEAN serta dukungan terhadap ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Amerika Serikat dan Indonesia berbagi Kemitraan Strategis yang mendalam dan berkelanjutan, berdasarkan nilai-nilai demokrasi dan pluralisme bersama, serta komitmen bersama pada tatanan internasional berbasis aturan. Amerika Serikat tetap fokus untuk mendukung keamanan dan kemakmuran Indonesia, sambil bekerja sama untuk mengatasi krisis iklim, mendorong akses ke pangan dan energi yang terjangkau, memperkuat kesiapsiagaan pandemi dan arsitektur kesehatan global, memperluas hubungan penting antarmasyarakat, dan mengatasi krisis di Myanmar dan Afghanistan.
Pada Tahun Anggaran 2022, Departemen Luar Negeri AS dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) berencana untuk menyediakan lebih dari US$150 juta dalam bentuk pembangunan bilateral dan bantuan keamanan untuk Indonesia.
Pada KTT G20, Amerika Serikat dan Indonesia akan bergabung dengan para mitra untuk mengumumkan inisiatif baru PGII yang transformatif yang akan mempercepat transisi energi bersih Indonesia dan mempromosikan kemakmuran yang berkelanjutan.
Presiden Biden mengumumkan inisiatif baru kerja sama AS dan Indonesia. Berikut daftarnya dikutip dari siaran Kedubes AS, Selasa (15/11/2022);
1. Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact: Amerika Serikat dan Indonesia telah berhasil menyelesaikan negosiasi untuk meluncurkan MCC Compact senilai 698 juta dolar AS, yang mencakup 649 juta dari Amerika Serikat dan 49 juta dari Indonesia. Compact ini akan mendukung pengembangan infrastruktur transportasi berkualitas tinggi yang sadar iklim di lima provinsi; memobilisasi modal internasional untuk mendukung tujuan pembangunan Indonesia, termasuk dengan membangun kapasitas pasar keuangan Indonesia; serta meningkatkan akses keuangan untuk usaha milik perempuan dan usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia.
2. Perikanan Berkelanjutan dan Keanekaragaman Hayati Laut: Bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, USAID meluncurkan dua program baru yang akan melindungi keanekaragaman hayati laut Indonesia dan ekosistem bakau yang kritis dengan meningkatkan pengelolaan perikanan dan Kawasan Konservasi Laut yang berkelanjutan dan adil, serta membangun ketahanan rantai pasokan komersial dan masyarakat yang bergantung pada perikanan terhadap dampak perubahan iklim.
3. Penyimpanan Karbon: ExxonMobil dan Pertamina telah menandatangani perjanjian senilai 2,5 miliar dolar untuk melakuakn asesmen lebih lanjut terhadap pengembangan Carbon Capture and Sequestration Hub di Indonesia. Kemitraan ini akan memungkinkan sektor-sektor industri utama untuk melakukan dekarbonisasi, termasuk sektor penyulingan, bahan kimia, semen, dan baja, sehingga menurunkan emisi karbon sekaligus menciptakan peluang ekonomi bagi para pekerja Indonesia, dan perjanjian ini akan membantu Indonesia mencapai ambisi nol-bersihnya pada 2060 atau lebih cepat.
4. Pengembangan Kapasitas Penjaga Pantai: Membangun kerja sama yang sudah lama terjalin antara Amerika Serikat dan Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla), AS kini akan mendukung program pesawat nirawak (drone) pengawasan maritim Bakamla. Dukungan AS akan memungkinkan Bakamla untuk membeli pesawat nirawak, melatih pilot, serta melakukan pemeliharaan yang secara signifikan akan meningkatkan kemampuan Bakamla terkait dengan kesadaran domain maritim, penegakan hukum maritim, dan melawan penangkapan ikan ilegal.
5. Investasi dalam Ketahanan Pangan dan Rantai Pasokan Penting: Lembaga keuangan AS International Development Finance Corporation akan menanamkan investasi senilai 20 juta dolar di Aruna Global Tehnologies untuk menghubungkan usaha kecil perikanan di Indonesia dengan pasar global melalui platform teknologi inovatif yang memberdayakan kaum perempuan dan komunitas termarjinalkan, yang menurunkan harga pangan, serta meingkatkan ketahanan rantai pasokan pangan dalam industri perikanan terbesar kedua di dunia ini.
6. Mengurangi Polusi Plastik: USAID akan meluncurkan prakarsa baru mendukung kerjasama pemerintah-pihak swasta guna mengurangi polusi plastik di lautan yang berasal dari daratan yang sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi sirkular. USAID akan bermitra dengan pemerintah lokal, sektor swasta, serta kelompok masyarakat utuk mempromosikan pengelolaan sampah yang terintegrasi, dan juga memperbaiki pengumpulan dan pengolahan sampah, serta memperkuat rantai nilai untuk daur ulang.
7. “Menghijaukan” Transportasi Publik: Badan Perdagangan dan Pengembangan AS (USTDA) meluncurkan kemitraan baru dengan PT. MRT Jakarta yang mengelola sistem transportasi berbasis rel di Ibu Kota, untuk mendukung transisi sistem tranportasi massal menuju sumber-sumber energi terbarukan.
8. Invastasi Dalam Teknologi Energi Terbaru: Lembaga AS International Development Finance Corporation akan mendukung investasi HDF Energi dalam portfolio proyek hydrogen hijau di Indonesia bernama “Renewstable” yang mengkombinasikan energi terbarukan dengan beterai dan media penyimpanan hidrogen hijau guna menyalurkan tenaga listrik yang stabil dan dapat diandalkan untuk jaringan-jaringan kelistrikan.
9. Melestarikan Keanekaragaman Hayati: USAID berencana untuk meluncurkan kemitraan baru dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait konservasi orang utan dan spesies rentan lainnnya seperti gajah, harimau, serta badak di Sumatra dan Kalimantan. Kemitraan ini akan meningkatkan pengumpulan data konservasi, memfasilitasi kolaborasi antara pemerintah daerah dengan sektor swasta dan masyarakat; serta mengurangi konflik manusia dengat satwa liar.
10. Mendukung Pelabuhan dan Perikanan di Pasifik: Amerika Serikat dan Indonesia berkomitkan untuk bermitra dalam meningkatkan administrasi pelabuhan dan perikanan di Pasifik. Dengan mengangkat keahlian masyarakat Indonesia di bidang administrasi dan logistik pelabuhan serta perikanan, dan bersama dengan para mitra Pasifik, Amerika Serikat dan Indonesia akan mengirimkan tenaga ahli teknis ke wilayah ini demi mendukung kebutuhan pelabuhan dan perikanan yang penting di Pasifik.
11. Kerjasama Pendidikan: Membangun kerjasama bilateral bidang pendidikan dengan penandatangan nota kesepahaman antara Amerika Serikat dan Indonesia bulan Desember 2021, AS sekarang ini mengalokasikan sumber dayanya untuk meningkatkan jumlah pusat konsultasi pendidikan di Indonesia sebesar 30%, yang akan memberikan kesempatan baru bagi para siswa dan siswi Indonesia untuk studi di Amerika Serikat. Selain itu, relawan Peace Corps dan penerima beasiswa Fulbright serta para pengajar akan kembali ke Indonesia bulan Januari 2023 setelah jeda pada tahun jamak karena pandemi COVID-19.
12. Percontohan Teknologi Kesehatan Yang Inovatif: Badan Perdagangan dan Pengembangan AS (USTDA) dan GE Healthcare mengumumkan rencana untuk membiayai proyek percontohan guna mendukung Kementrian Kesehatan dalam mengembangkan penyimpanan data dan citra nasional (NIDR), membuat penyimpanan terpusat berbasis “cloud” untuk data-data kesehatan elektronis dan jaringan “hub and spoke” yang menghubungan dokter-dokter umum di fasilitas pelayanan kesehatan primer dengan dokter spesialis jantung di rumah sakit pusat.
13. Mendukung Pembangunan Berkelanjutan Ibu Kota Negara Yang Baru: USAID bermitra dengan otoritas Ibu Kota Nusantara – dibentuk oleh Presiden Jokowi yang membidangi pemindahan ibu kota RI – menyediakan dukungan manajemen proyek dan bantuan teknis untuk pembangunan ibu kota baru dengan fokus pada prinsip-prinsip kota pintar dan “kota di tengah hutan”. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post