ASIATODAY.ID, KUALA LUMPUR – Departemen Audit Nasional Malaysia mengungkapkan, kapal-kapal Penjaga Pantai dan Angkatan Laut (AL) China menyusup ke perairan Malaysia di Laut China Selatan yang disengketakan sebanyak 89 kali sepanjang 2016 hingga 2019.
Laporan Departemen Audit Nasional Malaysia yang rilis Selasa (14/7/2020) mengungkapkan, kapal Penjaga Pantai dan AL China sering “menetap” di daerah itu bahkan setelah kapal AL Malaysia mengusirnya.
Laporan tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China terkait klaim Beijing atas sebagian besar Laut China Selatan yang kaya sumber daya dan merupakan jalur perdagangan utama.
Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Malaysia, dan Taiwan memiliki klaim sendiri yang tumpang tindih di Laut China Selatan sebagian dengan China dan, dalam beberapa kasus, satu sama lain.
Melansir Reuters, Departemen Audit Nasional mengatakan, Malaysia telah mengirim enam protes diplomatik ke China atas pelanggaran kapal-kapal mereka di perairan negeri jiran.
Salah satu protes diplomatik pada 2017 lalu sebagai tanggapan terhadap klaim China atas Shoals Luconia Selatan, wilayah penangkapan ikan yang berada di Negara Bagian Sarawak, Malaysia.
Menurut Departemen Audit Nasional, kapal-kapal Penjaga Pantai dan AL China tetap melakukan pelanggaran di perairan Malaysia meskipun kapal Angkatan Laut Malaysia sudah mengusirnya.
“Alasan keberadaan kapal-kapal itu adalah untuk menegaskan kehadiran China sehubungan dengan klaimnya terhadap Laut China Selatan, khususnya di daerah Shoals Luconia Selatan,” kata Departemen Audit Nasional.
Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Tahun ini, sebuah kapal penelitian China menghabiskan satu bulan survei di Zona Ekonomi Eksklusif Malaysia, di tengah perselisihan dengan kapal eksplorasi minyak Malaysia di dekat perairan yang disengketakan.
Pada Senin (13/7), AS menolak klaim China atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan. Menuai kritik dari China yang mengatakan posisi AS meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. (ATN)
Discussion about this post