ASIATODAY.ID, TEHERAN – Pemerintah Teheran meminta penjelasan dari Pemerintah Indonesia terkait penyitaan kapal tanker berbendera Iran.
Permintaan ini disampaikan sehari setelah Indonesia mengatakan telah menyita kapal tanker berbendera Iran dan Panama di perairannya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh mengungkapkan penyitaan itu terjadi karena masalah teknis yang kerap terjadi di bidang perkapalan.
“Organisasi Pelabuhan kami dan perusahaan pemilik kapal sedang mencari penyebab masalah ini dan menyelesaikannya,” kata Khatibzadeh, dilansir dari CNA, Senin (25/1/2021).
Pada akhir pekan kemarin, Badan Keamanan Laut (Bakamla) telah menyita kapal tanker MT Horse berbendera Iran dan MT Freya berbendera Panama atas dugaan transfer minyak ilegal di perairan lepas provinsi Kalimantan. Namun, menurut Khatibzadeh kapal tersebut memiliki masalah teknis.
“Kapal tanker pertama kali terdeteksi pada pukul 05.30 pagi waktu setempat, menyembunyikan identitas mereka dengan tidak menunjukkan bendera nasional mereka, mematikan sistem identifikasi otomatis dan tidak menanggapi panggilan radio,” kata juru bicara Bakamla, Wisnu Pramandita.
Wisnu menuturkan jika kapal-kapal itu ‘tertangkap tangan’ memindahkan minyak dari MT Horse ke MT Freya. Ia menambahkan, bukti tudingan mereka adalah adanya tumpahan minyak di sekitar kapal tanker penerima.
Ia menambahkan 61 awak kapal itu adalah warga negara Iran dan China. Semuanya kini sedang ditahan.
Organisasi Maritim Internasional mengharuskan kapal menggunakan transponder untuk keselamatan dan transparansi. Awak kapal bisa mematikan perangkat jika ada bahaya pembajakan.
Namun, transponder sering kali ditutup untuk menyembunyikan lokasi kapal selama aktivitas terlarang dilakukan. Kedua supertanker ini masing-masing dapat membawa 2 juta barel minyak. (ATN)
Discussion about this post