ASIATODAY.ID, PEKANBARU – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda wilayah Sumatra dan Kalimantan, tidak hanya berdampak bagi Indonesia, namun juga berdampak global.
Direktur Program Yayasan IAR Indonesia Karmele L. Sanchez mengatakan jutaan hektare lahan yang terbakar di Indonesia telah menambah angka pemanasan global.
“Akibat kebakaran gambut, green house emisi bertambah, dan akibatnya pamanasan global semakin bertambah,” terang Karmele, melalui siaran pers yang diterima asiatoday.id, Senin (23/9/2019).
Menurut Karmele, kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera adalah satu bukti nyata tentang krisis mengenai perubahan iklim dan kepunahan masal di seluruh dunia.
Yayasan IAR bersama BKSDA selama ini intens melakukan penyelamatan terhadap spesies Orang Utan yang terdesak akibat meluasnya Karhutla.
Karmele meyakini, selain Orang Utan, ada lagi jutaan spesies satwa dan tumbuhan yang terbakar dan tak sempat diselamatkan. Kebakaran tumbuhan kata Karmele menyebabkan krisis mengenai perubahan iklim.
Karleme menilai Karhutla di Kalimantan dan Sumatra harusnya tidak hanya ditangani oleh Indonesia, tapi bahkan oleh negara-negara di dunia.
“Pemerintah dari seluruh dunia harus bergerak mulai dari sekarang sebelum semuanya terlambat untuk mengatasi masalah ini,” ucap Karmele.
Karmele memandang, negara-negara luar terlebih negara tetangga yang terkena dampak langsung kabut asap kiriman Karhutla Indonesi harus turut bersumbangsih menyelesaikan persoalan.
“Karena urusan iklim kata dia tidak hanya menjadi tanggung jawab satu negara saja,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post