ASIATODAY.ID, JAKARTA – Katak langka endemik jenis katak-pucat trilaksono (Chirixalus trilaksonoi) berhasil ditemukan dalam survei keragaman hayati di Cagar Alam (CA) Bojonglarang Jayanti, Jawa Barat.
Katak yang belum banyak diketahui data sebarannya itu dijumpai dalam serangkaian survei yang dilakukan selama 7 hari sejak 30 Maret hingga 7 April 2021 oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah I Bogor, Balai Besar KSDA Jawa Barat bersama Yayasan IAR Indonesia (YIARI).
Katak langka berukuran tak lebih dari 24,5-26 milimeter ini ditemukan di area yang terindikasi ada aktivitas perambahan hutan, tepatnya di aliran irigasi sawah saat sedang melakukan survei malam. Temuan ini menjadi catatan baru sekaligus kabar menggembirakan dalam konservasi keragaman hayati di tengah berbagai ancaman keragaman hayati.
“Katak unik ini memiliki corak cokelat terang pada bagian punggung dengan variasi garis samar berwarna cokelat gelap yang membujur. Pada bagian perut terdapat warna putih semi transparan dan di atas rahang terdapat garis putih dari tengah mata hingga tengkuk, serta selaput terdapat di antara jari ketiga dan keempat tangan. Katak ini merupakan katak jenis baru di Pulau Jawa, karena baru teridentifikasi tahun 2014. Menurut IUCN, Chirixalus trilaksonoi memiliki status konservasi Endangered (terancam punah) dan termasuk jenis endemik Jawa Barat” jelas Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat, Ammy Nurwati dikutip dari laman KLHK, Kamis (24/6/2021).
Selain katak-pucat trilaksono, dalam kegiatan survei yang juga dilakukan bersama Uni Konservasi Fauna (UKF-IPB) ini menemukan sedikitnya 63 jenis burung, 9 jenis mamalia, 2 jenis primata, 16 herpetofauna, 136 jenis tumbuhan, termasuk bunga rafflesia. Lebih lanjut, satwa-satwa itu antara lain kukang jawa, monyet ekor panjang, sikep madu asia, alap jambul, paok pancawarna, ciung air jawa, cucak kuning, dan empuloh janggut.
Survei ini bertujuan untuk memastikan populasi satwa liar dan habitat penting yang belum teridentifikasi. CA Bojonglarang Jayanti dengan luas sekitar 750 hektar ini merupakan salah satu cagar alam di Jawa Barat dengan potensi keanekaragaman hayati yang melimpah. Di samping itu, berdasarkan hasil survei kawasan ini juga memiliki topografi yang relatif datar sampai berbukit dengan ketinggian 0 – 250 mdpl dan sebenarnya memiliki vegetasi tipe habitat badak jawa dan banteng jawa.
“Di tengah isu ancaman habitat yang terus bergulir, beberapa satwa termasuk katak-pucat trilaksono juga terancam kepunahan lokal. Karena itu, kami berharap ada tindakan baik dari masyarakat maupun dari para stakeholder untuk lebih memperhatikan kawasan potensial ini. Selain mengambil manfaat dari kawasan tersebut, masyarakat seharusnya juga dapat membantu melestarikan keragaman hayati di kawasan CA Bojonglarang Jayanti agar keseimbangan alam tetap terjaga” pungkasnya. (ATN)
Discussion about this post