ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia memproyeksikan potensi investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali (KKB) mencapai Rp104,4 triliun dan menyerap tenaga kerja yang sangat besar dalam 30 tahun ke depan.
“Proyeksi kita, total investasi yang bisa dicapai di KEK ini mencapai Rp104 trilliun dalam 30 tahun ke depan dan jumlah tenaga kerjanya mencapai 99.853 sampai 2052,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Denpasar, Sabtu (4/2/2023).
KEK Kura-Kura Bali akan mengembangkan kegiatan pariwisata luxury berkelas internasional yang di antaranya Kawasan Marina Terintegrasi, centre for exellence for education and tech park, serta lifestyle wellness center.
Berlokasi di Pulau Serangan, Kota Denpasar, KEK Kura-Kura Bali dengan luas sekitar 498 hektare belum lama ini telah disetujui dalam Sidang Dewan Nasional KEK untuk direkomendasikan penetapannya.
Menurut Airlangga, dalam 5 tahun pertama diprediksi akan menyerap Rp12 triliun dan lapangan kerjanya sekitar 5.000.
“Kawasan ekonomi ini diharapkan melengkapi kawasan ekonomi kesehatan yang ada di Sanur, Bali,” tambahnya.
Airlangga menjelaskan, Provinsi Bali memiliki dua KEK yaitu di wilayah Sanur dan di Pulau Serangan yang nantinya selain bisa menunjang kesehatan juga industri pariwisata.
“Tentu saya berharap dengan adanya dua KEK ini, ekonomi Bali lebih (keberlanjutan). Pemda Bali juga membuat rancangan terkait pembangunan Bali agar pengalaman selama (Covid-19) delta kemarin itu tidak terulang. Jadi, ada alternatif kegiatan ekonomi karena dalam 3 tahun pertumbuhan ekonominya kan sampai negatif dan itu terendah di Indonesia, dan itu kesempatan baik untuk direvitalisasi,” katanya.
Nantinya, di KEK Kura-Kura Bali ini akan dibangun univeristas berskala internasional yang akan diproyeksikan sebagai tempat riset dan pengembangan industri dan pariwisata.
“Kawasan pariwisata ini kita berharap angka Rp104 triliun angka yang besar. (Dan) Rp 104 triliun investasi tentu multiplayer efeknya itu bisa 1,8 kali,” ujar Airlangga.
Dia mengatakan target Rp 104 triliun selama 30 tahun itu bukan dari perusahaan sendiri.
“Semuanya itu dari semua investor yang kita undang untuk masuk,” pungkasnya.
Lantas siapa investornya?
Pengembang KEK Kura-Kura Bali adalah PT Bali Turtle Island Development. Perusaan ini memiliki pemegang saham dalam pengumuman terakhir di Beritanegara yakni Goodwill Property Investment Limited yang beralamat di Hong Kong, China dan Trisarana Adikreasi.
Entitas terakhir merupakan cucu usaha dari PT Manning Development. PT Manning Development adalah perusahaan yang menjadi pemegang saham PT Indonesia Prima Property Tbk. (OMRE). Prospektuskan rights issue OMRE menyebut pemilik manfaat terakhir adalah Husni Ali dan Tommy Gozali yang juga presiden direktur dan komisaris perusahaan. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post