ASIATODAY.ID, JAKARTA – Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk urusan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyebutkan krisis kelaparan dan kekurangan gizi meningkat di seluruh dunia akibat pandemi covid-19.
Pasalnya, pandemi telah mendorong lebih banyak orang jatuh ke jurang kemiskinan. Krisis juga membatasi akses masyarakat ke makanan sehat. Hampir 690 juta orang kekurangan gizi tahun lalu, terbesar sejak 2009.
Meskipun masih terlalu dini untuk menilai dampak penuh dari lockdown dan langkah-langkah penanganan pandemi lainnya, namun sebanyak 83 juta hingga 132 juta orang diperkirakan menderita kelaparan tahun ini karena resesi ekonomi global.
Pada saat yang sama, obesitas telah meningkat karena makanan sehat tetap berada di luar jangkauan miliaran orang.
“Pandemi menciptakan masalah bukan hanya ketersediaan makanan, tetapi juga akses karena orang akan memiliki pendapatan lebih sedikit karena resesi,” kata Maximo Torero, kepala ekonom FAO dalam keterangannya, Selasa (21/7/2020).
Selain itu, perubahan iklim, konflik dan penurunan ekonomi telah memperburuk kelaparan dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu berarti dunia tidak akan mencapai target penghapusan kelaparan global pada 2030.
Dalam laporannya, FAO menyatakan kebanyakan orang yang kekurangan gizi tinggal di Asia, meskipun jumlahnya tumbuh tercepat di Afrika. Jika tren berlanjut, mereka yang terkena dampak kelaparan di seluruh dunia akan melampaui 840 juta pada 2030.
Menurut para peneliti di International Research Policy Policy Institute, mengatasi dampak Covid-19 pada kelaparan akan membutuhkan anggaran tambahan senilai USD10 miliar dalam pengeluaran pemerintah tahun ini.
Pada tahun lalu, sekitar 2 miliar orang kekurangan akses reguler ke makanan yang aman, bergizi dan mencukupi. Makanan sehat yang kaya buah, sayuran, dan protein tidak terjangkau oleh lebih dari 3 miliar orang, tantangan yang akan meningkat dengan Covid-19. Pola makan yang buruk juga menyebabkan triliunan dolar biaya kesehatan dan lingkungan.
“Kita harus benar-benar bertindak cepat dan membantu populasi yang paling rentan melalui langkah-langkah seperti program jaring pengaman sosial, pengiriman makanan atau transfer tunai,” pungkas Torero. (ATN)
Discussion about this post