ASIATODAY.ID, JAKARTA – Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) Conference akan digelar di Bali pada 21 hingga 24 Juni 2022.
Konferensi Global AVPN ini diharapkan mampu memicu peningkatan pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta membuka kepercayaan dunia untuk melaksanakan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di Indonesia.
AVPN merupakan jaringan investasi sosial nomor satu di Asia dan berpusat di Singapura. Dengan diselenggarakan di Bali, tentu wisatawan mancanegara akan semakin merasa aman dan nyaman menggelar event-event lainnya di Indonesia.
“Banyak event skala nasional maupun internasional yang akan kita dorong, di Bali, di Mandalika, dan sebagainya, tentunya ini akan meningkatkan awareness wisatawan mancanegara (wisman), sehingga dapat menyalurkan program-program yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu sehingga menjadi penunjang kebangkitan ekonomi,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/KaBaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam pernyataanya di Jakarta, Jumat (17/6/2022).
Konferensi Global AVPN sendiri akan mempertemukan berbagai filantropis, investor, dan pembuat kebijakan terkemuka dunia untuk mengumumkan aliansi baru, meluncurkan potensi pendanaan baru, dan membentuk kemitraan strategis untuk membantu negara-negara Asia mengatasi kekurangan pendanaan dalam memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs).
Hasil dari pertemuan AVPN akan menjadi masukan bagi agenda utama KTT G20 sehingga memungkinkan diambilnya tindakan nyata untuk mengkatalisis sumber daya dan modal agar mendatangkan dampak yang lebih besar di Asia.
Dengan lebih dari 600 organisasi/perusahaan anggota yang tersebar di 33 negara, AVPN memiliki peran unik untuk menghubungkan pemimpin negara-negara di Asia guna mengkolaborasikan modal, bantuan teknis, dan pengaruh kebijakan mereka untuk mengkatalisis modal yang dimiliki kantor, keluarga, yayasan, dan perusahaan-perusahaan di Asia.
AVPN Global Conference 2022 bertujuan untuk membuka pintu pendanaan yang dibutuhkan melalui inovasi seperti pendanaan campuran (blended finance) dan pendanaan gabungan. Konferensi ini menjadi penting karena berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik yang diperburuk oleh dampak COVID-19 dan perubahan iklim, serta mempengaruhi mata pencaharian perempuan dan memperlebar ketimpangan.
Di sisi lain, negara-negara di Asia seperti Indonesia mengalami percepatan eksponensial dan segera menuju 5 besar ekonomi dunia, di tengah upaya India mendorong banyak perkotaan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, sementara China sudah berhasil mengangkat lebih dari 770 juta orang keluar dari kemiskinan sejak 1990.
Melihat dua perbandingan di atas dan kesenjangan pasar yang besar pada sektor-sektor yang sedang booming seperti energi terbarukan dan perawatan kesehatan di Asia Pasifik, ini diharapkan bisa menciptakan peluang yang tak tertandingi bagi investor sosial di Asia. (ATN)
Discussion about this post