ASIATODAY.ID, JAKARTA – Sebagai bagian dari kontribusi hasil penelitian bidang kelautan dan kebumian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam rangkaian perhelatan Indonesia Science Expo (ISE) 2020 akan menggelar International Conference on the Ocean and Earth Sciences (ICOES), pada 18-20 November 2020.
Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Hagi Yuli Sugeha menerangkan, ICOES menjadi salah satu effort atau sumbangsih yang dilakukan oleh para peneliti LIPI dan juga peneliti dari berbagai macam negara yang peduli terhadap pencarian solusi untuk menjawab permasalah pengelolaan lingkungan, baik daratan maupun lautan saat ini.
“Termasuk pandangan, pemikiran, dan bahkan ide-ide serta solusi dari para ilmuan kelautan dan kebumian dunia terkait bentuk adaptasi dan mitigasi dalam menghadapi berbagai masalah global,” tutur Hagi, dalam science webinar Talk to Scientists Ilmu Kelautan dan Kebumian untuk Kelangsungan Hidup Manusia dan Lingkungannya, dikutip Senin (16/11/2020).
Hagi mengungkapkan bahwa posisi Indonesia sangat penting di mata dunia, tidak hanya dari wilayah geografisnya saja, tetapi posisi, peranan serta sumberdayanya juga.
Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus peduli dengan pelestarian sumber daya alam dan pengelolaan lingkungannya.
“Upaya pelestarian sumberdaya alam dan pengelolaan lingkungan haruslah berbasis iptek, sebagai salah satu bentuk kepedulian LIPI selaku masyarakat ilmiah Indonesia,” jelasnya.
Menurut Hagi, isu pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan di perairan darat, pesisir dan lautan jadi perhatian masyarakat dunia saat ini.
“Isu ini berkelanjutan mengingat akan dampak dari permasalahan pemanasan global, perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan degradasi lingkungan,” ungkap Hagi.
“Dampak permasalahan gobal mengakibatkan terganggunya kelangsungan hidup manusia, keseimbangan hidup biota perairan darat, pesisir, dan lautan, serta keseimbangan hidup antar manusia dengan lingkungannya,” paparnya.
Isu Global
Konferensi ilmiah akan mengangkat berbagai isu dunia terkait pemanasan global dan perubahan iklim, pencemaran dan degradasi lingkungan daratan, pesisir, dan lautan.
Konferensi juga akan mengupas dampak yang ditimbulkan terhadap manusia dan sumberdaya alam yang ada di lingkungan tersebut. Konferensi ICOES 2020 bertema “Ocean & Earth Sciences for Better Human Live with Nature”. Topik besar tersebut terbagi menjadi tiga topik, yaitu Ilmu Kelautan, Limnologi, dan GeoScience sebagai sub konferensi.
Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI A’an Johan Wahyudi menerangkan, salah satu sub konferensi ICOES 2020, Ocean Science, menghadirkan peneliti dunia dengan disiplin ilmu Marine Science, bidang ilmu oseanografi fisika, oseanografi biologi, maupun oseanografi geologi dan oseanografi kimia.
“Ada lima pokok bahasan yang akan di utarakan dalam konferensi ini,” kata A’an.
Dirinya merinci pokok-pokok bahasan, diantaranya, (1) Dinamika ekosistem laut dan pesisir kaitannya dengan faktor-faktor oseanografi di regional Indo Pasifik; (2) Dampak perubahan iklim terhadap biodiversitas termasuk strategi untuk adaptasi dan mitigasi; (3) Dampak polusi di laut terhadap ekosistem; (4) Mitigasi bencana kaitannya dengan bencana geologis yang terjadi di laut; (5) Isu terkini Biodiversity Beyond National Jurisdiction (BBNJ) di Indonesia.
Peneliti Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Luki Subehi, menerangkan topik sub konferensi limnologi terbagi menjadi enam pokok bahasan, yaitu: (1) Tinjauan Biogeokimia di ekosistem perairan tropis; (2). Konservasi sumber daya perairan tropis yang berkelanjutan; (3). Pengendalian pencemaran dan teknologi untuk mengatur kualitas air; (4). Modelling and information technology for decision support tool and water-related disaster risk reduction; (5). Ecohydrology; (6). Ecosystem education, regulation, activities and culture.
“Forum khusus ini adalah bagian dari kontribusi ilmuawan untuk mempromosikan ekosistem perairan tropis kepada masyarakat di dunia,” terang Luki.
Peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Anggoro Tri Mursito, menerangkan GeoScience sebagai sub konferensi ICOES 2020 merupakan kelanjutan Global Colloquium on GeoSciences and Engineering (GCGE).
“Kali ini kami akan menampilkan perkembangan terkini tentang GeoScience dan teknologi yang tidak terbatas pada locus penelitian di Indonesia saja,” jelasnya.
Ia menambahkan, akan ada juga paparan oleh peneliti asing dalam hal ini invited speaker maupun pembicara mulai yang Originated Middle East, Eropa dan Asia.
Anggoro merinci topik-topik yang di bahas sangat beragam, yaitu: Environmental science technology, Climate change adaptation and mitigation, Disaster risk reduction, sampai kepada Earth resources engeneering.
“Studi terkait kebencanaan mulai bencana hidrometeorologi maupun bencana geologi dengan lokus di Sumatra, Jawa, Yogyakarta sampai flores dan bagaimana strategi meningkatkan investasi pada pengurangan risiko bencana, tak luput dari pembahasan pada konferensi ini,” pungkas Anggoro (AT Network)
Discussion about this post