• About Us
  • Editorial Team
  • Cyber ​​Media Guidelines
  • Karir
  • Kontak
  • id
    • ar
    • zh-CN
    • en
    • fr
    • de
    • id
    • ko
    • no
    • ru
Thursday, November 30, 2023
AsiaToday.id
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result
Home Business

Konsumsi Energi Global Diproyeksi Pulih Tahun ini

by Redaksi Asiatoday
January 13, 2022
in Business
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Konsumsi Energi Global Diproyeksi Pulih Tahun ini

Komisaris Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Indonesia, Arcandra Tahar. Dok

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perekonomian global yang sedang mengalami pemulihan pada 2022 setelah dua tahun melemah akibat pandemi Covid-19 akan berpengaruh pada sektor energi. Kondisi tersebut pun harus disikapi dengan cermat.

Menurut Komisaris Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Indonesia, Arcandra Tahar, terdapat beberapa aspek penting yang mempengaruhi sektor energi ekonomi global pada tahun 2022.

Pertama, adalah konsumsi energi pada tahun 2022 akan kembali pulih seperti sebelum pandemi Covid-19 seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi setelah lesu selama 2 tahun akibat pandemi Covid-19.

RelatedPosts

The Best QRIS in Asia Pacific, BI Ready to Expand to India, Japan, China and the UAE

The Government Supports CNI to Become a Pioneer of the EV Battery Ecosystem in Indonesia

Indonesia and Japan Discuss Continuation of the Jakarta MRT Project and Patimban Port

“Jika kehadiran varian baru Covid-19 dapat ditangani dengan baik, maka konsumsi minyak akan berada di level 100 juta barel per hari (bph), sama seperti sebelum pandemi. Untuk harga minyak diperkirakan berada di level USD65 sampai USD80 per barel. Berikutnya yang mempengaruhi harga jika OPEC+ tidak menaikkan produksi minyak, maka harga minyak Brent diperkirakan berada pada level USD65-80 per barel,” kata Arcandra dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (13/1/2022).

Berikutnya adalah kenaikan harga batubara pada 2022, ini diakibatkan permintaan batu bara China dan India sebagai konsumen besar komoditas tersebut.

Namun, jika pakta pertahanan (AUKUS) antara Australia, Inggris dan Amerika Serikat membaik, maka harga batubara kemungkinan bisa kembali melandai.

Sektor energi yang terpengaruh berikutnya adalah, perusahaan minyak dan gas Amerika Serikat (AS) akan menjual asetnya di luar negeri dan berinvestasi di negaranya, ini merupakan strategi untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi rendah karbon akan lebih mudah dilakukan di AS.

“Proses bisnis dan regulasi yang jelas di AS menjadi pertimbangan dalam konsolidasi aset ini. Banyak aset yang dijual tidak hanya di Indonesia juga ada di negara lain, coba perhatikan ini bukan terkait apakah ada peraturan sebuah negara yang berubah sehingga membuat mereka cabut, ada yang lebih penting tekanan shareholder untuk bisnis di AS,” ujarnya.

Arcandra melanjutkan, energi terbarukan juga akan tumbuh seiring dengan penerapan pajak karbon atau penjualan karbon. Beberapa negara membuat kebijakan tersebut pada 2022.

Selain itu, kesepakatan global dalam Conference of Parties (COP) ke-26 untuk menargetkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060, kondisi ini menuntut penghentian pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk menekan emisi.

Menurut Arcandra, untuk mencukupi kebutuhan energi yang terus meningkat di tengah pengurangan emisi, gas bumi akan menjadi andalan pada masa transisi energi. Pasalnya, meski energi fosil gas bumi rendah emisi dan efisien.

“Di tengah tekanan dan tuntutan terhadap green energy, gas bumi sebagai energi bersih akan memegang peranan penting sebagai energi transisi. Disinilah PGN dapat mengoptimalkan peluang itu, baik di domestik maupun global,” tandas Arcandra. (ATN)

Tags: Arcandra TaharEnergiEnergi Indonesia
Previous Post

Krisis Batubara Indonesia harusnya Jadi Mementum Transisi Energi

Next Post

Indonesia Mulai Gagas Penerapan Pajak Progresif Ekspor Nikel

Next Post
Transaksi dan Verifikasi Kualitas Bijih Nikel di Indonesia Harus Sesuai Standar Internasional

Indonesia Mulai Gagas Penerapan Pajak Progresif Ekspor Nikel

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Indonesia, Saudi, Brunei and IALA Agree to Cooperate in the Field of Shipping and Port Connectivity
  • The Best QRIS in Asia Pacific, BI Ready to Expand to India, Japan, China and the UAE
  • The Government Supports CNI to Become a Pioneer of the EV Battery Ecosystem in Indonesia
  • Indonesia Initiate Progressive Dialogue ‘Strengthening Democracy in Asia Pacific’
  • What’s COP28 and Why is it Important?
  • About Us
  • Editorial Team
  • Cyber ​​Media Guidelines
  • Karir
  • Kontak

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist