ASIATODAY.ID, JAKARTA – Krisis energi listrik yang melanda India membuat pemerintah di negeri itu meningkatkan produksi batubara.
Perusahaan tambang milik pemerintah Coal India Ltd., didesak untuk meningkatkan produksinya agar India dapat menghindari impor batubara.
“Kami dapat menekan perusahaan untuk melakukan pengiriman lebih (over-deliver),” kata Sekretaris Batu Bara Federal, Anil Kumar Jain seperti dikutip Bloomberg pada Selasa (6/10/2021).
Perusahaan Coal India telah mengucurkan investasi untuk memperbesar produksi dan meningkatkan transportasi setelah adanya kenaikan proyeksi permintaan dalam negeri terhadap bahan bakar dalam beberapa tahun ke depan.
Hal itu diikuti dengan penurunan impor batubara menjadi 215 juta ton selama setahun yang berakhir pada Maret, turun hampir 14 persen dibandingkan dengan 12 bulan sebelumnya.
Impor menyumbang hampir seperempat dari total permintaan. Selain risiko jangka pendek dari krisis listrik, India berupaya untuk menyetop impor batubara termal pada 2024, menurut Jain.
Perdana Menteri India Narendra Modi mendorong percepatan pengembangan energi terbarukan. Saat perusahaan memperluas produksinya, Coal India sempat mengalami pembengkakan suplai dan penurunan laba lantaran pembangkit listrik membatasi pembelian akibat lemahnya permintaan.
Saat ini, India tengah menghadapi kelangkaan batubara yang diperkirakan akan terus berlanjut dalam 5-6 bulan ke depan. Hal ini diperparah dengan adanya banjir parah di lokasi tambang batubara. Biaya impor juga meningkat. Akibatnya, muncul kekhawatiran krisis listrik seperti yang terjadi di China dan Eropa.
“Kami akan melihat dorongan baru pada produksi batubara domestik mulai sekarang. Krisis ini akan memperkuat gagasan kemandirian pada batubara,” kata Rupesh Sankhe, Wakil Presiden Elara Capital India Pvt. di Mumbai.
Persediaan batubara pembangkit listrik di India anjlok rata-rata selama 4 hari pada Senin, turun dari 13 hari pada awal Agustus, berdasarkan data pemerintah. Hampir 45 persen dari 202 gigawatt armada pembangkit listrik tenaga batubara negara itu hanya memiliki persediaan tiga hari atau kurang, menurut Kementerian Tenaga Listrik. (ATN)
Discussion about this post