ASIATODAY.ID, MANILA – Mahkamah Agung Filipina membebaskan lebih dari 9 ribu narapidana untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (covid-19) di lingkungan penjara. Pembebasan dilakukan berdasarkan pertimbangan dari Mahkamah Agung Filipina.
“Mahkamah sangat memahami situasi seputar kepadatan di lingkungan penjara negara ini,” kata Hakim Mario Victor Leonen kepada awak media, melansir Al Jazeera, Senin (4/5/2020).
Total narapidana yang dibebaskan mencapai 9.731.
Mahkamah Agung Filipina telah memerintahkan pengadilan di level bawah untuk membebaskan mereka yang sedang menanti persidangan di penjara. Mereka harus menanti izin dari mahkamah karena tidak mampu membayar uang jaminan untuk bisa keluar dari penjara.
Narapidana yang dibebaskan memiliki kategori tertentu, yakni hanya memiliki masa tahanan enam bulan atau di bawahnya, sudah berusia lanjut, atau sedang sakit. Mereka dibebaskan antara tanggal 17 Maret dan 29 April.
Menjaga jarak fisik (physical distancing) seperti yang diserukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hampir tidak mungkin dilakukan di sistem penjara Filipina. Banyak penjara di Filipina kelebihan kapasitas, bahkan hingga lima kali lipat dari normal.
Berdasarkan data Universitas Johns Hopkins pada Minggu 3 Mei 2020, total kasus covid-19 di Filipina berada di angka 8.928 dengan 603 kematian dan 1.124 pasien sembuh.
Wabah covid-19 dilaporkan muncul di beberapa penjara padat di Filipina. Penyebaran virus ini berdampak pada narapidana dan juga sipir penjara.
Salah satu wabah terjadi di penjara Quezon City Jail di Manila. Saking padatnya, narapidana di penjara tersebut harus menanti giliran untuk tidur di anak tangga atau di lapangan basket.
Kasus wabah terburuk covid-19 di penjara Filipina terjadi di dua lembaga pemasyarakatan di pulau Cebu. Dua penjara di pulau itu mengonfirmasi angka gabungan 348 infeksi covid-19 dari total 8.000 lebih narapidana,
Menurut data Pemerintah Filipina, lebih dari 450 penjara di seantero negeri tengah menampung sekitar 136 ribu narapidana. Sejumlah pakar kesehatan mengingatkan bahwa kondisi semacam itu dapat diibaratkan seperti menunggu bom waktu, karena pandemi covid-19 masih menjadi ancaman serius di Filipina. (ATN)
Discussion about this post