• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • id
    • ar
    • zh-CN
    • en
    • fr
    • de
    • id
    • ko
    • no
    • ru
Friday, March 24, 2023
AsiaToday.id
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Mata Uang Lokal Terus Merosot, Rakyat Lebanon dan Irak Turun ke Jalan

by Redaksi Asiatoday
January 26, 2023
in News
2 min read
0
Mata Uang Lokal Terus Merosot, Rakyat Lebanon dan Irak Turun ke Jalan

Para demonstran memblokir jalan-jalan di dekat Bank Sentral Lebanon di Beirut, ibu kota Lebanon pada Rabu (25/1/2023), setelah mata uang lokal jatuh ke level terendah baru di angka 57.200 pound Lebanon per satu dolar AS. Foto tangkapan layar

ASIATODAY.ID, BEIRUT – Rakyat Lebanon dan Irak menggelar aksi unjuk rasa memprotes kondisi mata uang lokal yang terus merosot.

Di Lebanon, para demonstran memblokir jalan-jalan di dekat Bank Sentral Lebanon di Beirut, ibu kota Lebanon pada Rabu (25/1/2023), setelah mata uang lokal jatuh ke level terendah baru di angka 57.200 pound Lebanon per satu dolar AS.

Para pengunjuk rasa meneriakkan berbagai slogan dan memegang poster yang mengecam gubernur bank sentral atas surat edaran yang dia keluarkan selama beberapa tahun terakhir, yang telah menimbulkan kerugian besar terhadap deposito masyarakat di bank-bank komersial.

RelatedPosts

9 Warga China Tewas Ditembak di Kawasan Tambang Emas di Afrika Tengah

AS Gagal Menghentikan Kebencian terhadap Warga Asia

Turkiye dan Irak akan Bangun Koridor Transportasi Penghubung Perbatasan

“Hari ini, khususnya dalam aksi unjuk rasa terhadap surat edaran tidak adil yang dikeluarkan oleh bank sentral, oleh gubernur bank sentral Riad Salameh, surat edaran ini diimplementasikan dalam bentuk kontrol modal meskipun itu ilegal. Ini menyebabkan potongan besar pada deposito dan hari ini kami datang untuk memprotes itu dan menentang gagasan Sayrafa (platform penukaran mata uang) yang diadopsi oleh pemerintah dengan dalih mengendalikan nilai tukar. Hasilnya, kita melihat nilai tukar yang tidak terkendali dan nilai dolar AS telah mencapai 55.000 pound Lebanon hari ini. Orang-orang tidak memiliki kapasitas untuk melakukan pembelian atau apa pun,” kata Ibrahim Abdallah, salah satu pengunjuk rasa, kepada Xinhua.

Lebanon mengalami krisis keuangan yang berkepanjangan, dan negara itu sejauh ini gagal menerapkan reformasi struktural untuk memulai proses pemulihan.

Di Irak, ratusan warga berunjuk rasa di dekat Bank Sentral Irak (Central Bank of Iraq/CBI) di pusat kota Baghdad pada Rabu (25/1/2023) untuk memprotes devaluasi dinar Irak baru-baru ini dan menuntut pemerintah mengambil tindakan guna menstabilkan mata uang tersebut.

Menurut sebuah sumber di Kementerian Dalam Negeri Irak, para pengunjuk rasa berkumpul di luar kompleks CBI di tengah penjagaan pihak keamanan yang ketat saat polisi anti huru-hara menutup area tersebut.

Banyak pengunjuk rasa membawa bendera dan spanduk, yang beberapa di antaranya bertuliskan,

“Cukup sudah dengan janji-janji. Turunkan nilai dolar,” dan lainnya bertuliskan, “Harga yang tinggi membunuh kami.”

Sebelumnya pada pekan ini, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia’ al-Sudani menyampaikan bahwa “pemerintah terus memberikan dukungannya kepada Bank Sentral Irak untuk mengembalikan nilai tukar dolar ke nilai tukar resmi. Kami telah mengambil beberapa keputusan tegas untuk mendukung dan menstabilkan dinar Irak, dan kami memberikan peringatan kepada mereka yang berupaya mengeksploitasi krisis ini.”

Al-Sudani menuturkan, “(Nilai) dolar naik bukanlah imbas dari keputusan pemerintah, melainkan karena adanya pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari kondisi sementara ini dan gejolak di pasar.”

Pada Senin (23/1), al-Sudani menerima pengunduran diri gubernur Bank Sentral Irak Mustafa Ghalib Mukheef menyusul devaluasi dinar Irak baru-baru ini. Mukheef, yang telah menjabat sejak 2020, digantikan oleh Muhsen al-Allaq sebagai pelaksana tugas (plt) gubernur bank sentral.

Baru-baru ini, nilai tukar 1 dolar AS melonjak menjadi lebih dari 1.600 dinar Irak di pasar lokal, sementara nilai tukar resminya di CBI adalah 1.450 dinar Irak. Inflasi dolar itu menyebabkan kenaikan harga komoditas. (AT Network)

Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tags: IrakKrisis KeuanganLebanon
Previous Post

Bank Pembangunan China Kucurkan 186,4 Miliar Yuan Danai Proyek Konservasi Air

Next Post

Nigeria Mulai Operasikan Pelabuhan Laut Dalam Pertama

Next Post
Nigeria Mulai Operasikan Pelabuhan Laut Dalam Pertama

Nigeria Mulai Operasikan Pelabuhan Laut Dalam Pertama

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Jepang Akhiri Pembatasan Ekspor Bahan Mentah Cip ke Korea Selatan
  • 9 Warga China Tewas Ditembak di Kawasan Tambang Emas di Afrika Tengah
  • Indonesia, Malaysia dan Thailand Komitmen Perkuat Ekonomi di Kawasan
  • Nikel Indonesia Bisa Habis, Hilirisasi Jadi Kunci
  • Pertemuan Pertama ASEAN SOM WG on DMP, Bahas Prosedur Pengambilan Keputusan
  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.