ASIATODAY.ID, PARIS – Hari Buruh atau May Day di Prancis diwarnai kerusuhan.
Polisi Prancis terlibat bentrok dengan demonstran anarkistis yang mengobrak abrik tempat bisnis di Paris pada Minggu (1/5/2022) saat menggelar protes di Hari Buruh.
Demonstran berpakaian hitam-hitam mengobrak abrik tempat bisnis dan mengkritik kebijakan Presiden Emmanuel Macron yang baru terpilih kembali.
Ribuan orang bergabung dengan pawai May Day di seluruh Prancis, menyerukan kenaikan gaji.
Mereka juga mendesak Macron untuk membatalkan rencananya menaikkan usia pensiun.
“Sebagian besar berlangsung damai tetapi kekerasan pecah di ibu kota. Di sana, polisi menangkap 54 orang, termasuk seorang wanita yang menyerang seorang petugas pemadam kebakaran yang mencoba memadamkan api. Delapan polisi terluka,” kata Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin di Twitter.
Bentrokan dengan polisi pecah pada awal pawai di dekat La Republique Square dan ketika mencapai La Nation Square di timur Paris.
Anarkistis “Black Bloc” menggeledah satu restoran McDonald’s di Place Leon Blum dan menghancurkan beberapa kantor agen real estate, memecahkan jendela dan membakar tempat sampah.
Polisi membalas aksi demonstran dengan menembakkan gas air mata.
“Sekitar 250 aksi unjuk rasa diselenggarakan di Paris dan kota-kota lain termasuk Lille, Nantes, Toulouse dan Marseille. Secara keseluruhan 116.500 orang berdemonstrasi di seluruh negeri, termasuk 24.000 di ibu kota,” kata kementerian dalam negeri.
Di Paris, serikat pekerja bergabung dengan tokoh politik yang kebanyakan dari golongan kiri, dan aktivis iklim.
Biaya hidup menjadi tema utama dalam kampanye pemilihan presiden dan tampaknya akan menonjol menjelang pemilihan legislatif Juni.
Partai Macron dan sekutunya harus menang jika ia ingin dapat menerapkan kebijakan pro-bisnisnya, termasuk meningkatkan usia pensiun menjadi 65 dari 62 tahun.
“Penting untuk menunjukkan kepada Macron dan seluruh dunia politik bahwa kami siap untuk membela hak-hak sosial kami,” kata Joshua Antunes, seorang siswa berusia 19 tahun. Dia juga menuduh presiden “tidak aktif” pada masalah lingkungan.
Macron memenangkan masa jabatan presiden lima tahun baru setelah mengalahkan penantang sayap kanan Marine Le Pen dalam pemilihan putaran kedua hari Minggu lalu.
“Pemerintah harus mengatasi masalah daya beli dengan menaikkan upah,” seru Philippe Martinez, kepala serikat CGT garis keras, kepada Reuters sebelum demonstrasi. (ATN)
Discussion about this post