ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Medco Internasional Tbk, siap melakukan ekspansi besar-besaran pada tahun ini.
Secara garis besar, Medco akan memperluas lini bisnis disektor industri minyak dan gas (migas), kelistrikan, dan pertambangan logam.
Untuk merealisasikan itu, Medco telah mengalokasikan belanja modal sebesar USD340 juta.
Nilai belanja modal tersebut turun tipis dibandingkan 2019 lalu senilai USD350 juta. Perincian penggunaan capex tahun ini adalah bisnis migas USD280 juta dan bisnis kelistrikan USD60 juta.
Untuk operasional bisnis migas, perusahan menargetkan komposisi produksi minyak dan gas berbanding 43 persen dan 67 persen pada 2020. Adapun, pada 2019 komposisi minyak sebesar 31 persen, gas 55 persen, dan produksi dari Ophir 25 persen.
Di bisnis migas, perusahaan sudah melakukan produksi sebesar 117 Million Barrel Oil of Equivalent Per Day (MBOEPD). Ongkos per unit ditekan hingga USD9,5 per barrel oil equivalent (boe).
Selain itu, pada Desember 2019, Medco sudah melakukan produksi minyak perdana di Bualuang Phase 4B, Thailand, sebesar 12.900 barel per hari (bopd), atau di atas ekspektasi.
“Perusahaan juga melakukan pengembangan gas di Jawa Timur dan Buntal-5, Laut Natuna Selatan Blok B, yang akan melakukan produksi perdana pada pertengahan 2020,” papar manajemen dalam laporannya yang diterima, Selasa (14/02/2020).
Pada lini bisnis kelistrikan, melalui entitas usahanya Medco Power, perusahaan melakukan penjualan daya 1.870 GWh. Unit Pembangkit Swasta (IPP) Riau sudah mencapai kesepakatan pendanaan dengan kemajuan konstruksi 46 persen. Diharapkan proyek itu dapat menghasilkan pada kuartal II/2021.
Adapun, di bisnis pertambangan logam, melalui PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Medco memiliki persediaan 96 juta pon tembaga dan 42 kilo troy ounces emas.
Saat ini perseroan tengah melakukan pengembangan fase-7 Tambang Batu Hijau dan front end engineering design (FEED) smelter. Proses FEED sudah mencapai 70 persen. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post