ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Turki mulai berpacu mempercepat penyelesaian perundingan Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA) guna meningkatkan potensi nilai perdagangan kedua negara.
Percepatan itu dilakukan setelah Presiden RI, Joko Widodo dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pertemuan bilateral di sela-sela KTT Iklim G20 di Roma, Minggu (31/10/2021). Dalam pertemuan tersebut, kedua kepala Negara membahas mengenai percepatan penyelasaian IT-CEPA.
Bagi Indonesia, IT-CEPA memiliki nilai strategis untuk menjadikan Turki sebagai hub ekspor minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) serta produk turunannya.
“IT-CEPA dapat dijadikan sebagai pintu masuk komoditas CPO Indonesia ke sejumlah negara tetangga Turki. Karena itu, Indonesia sudah harus mulai berinvestasi di sektor palm oil-based refinery untuk memenuhi Industri Turki atau kebutuhan pasar negara di sekitar Turki,” jelas Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono, Senin (8/11/2021).
Saat ini, Turki merupakan mitra dagang non tradisional yang memiliki memiliki potensi nilai perdagangan yang cukup besar. Pada tahun 2016 hingga 2020, total nilai perdagangan kedua negara mencapai USD1,3 hingga USD1,7 miliar.
Djatmiko mengungkapkan, selain CPO, akselerasi perundingan dagang itu diharapkan dapat memperluas akses pasar produk dalam negeri seperti alas kaki, mineral, kayu dan olahan kayu, produk nabati, industri kimia, hewan dan produk hewani, kulit mentah, kulit dan bulu, mesin atau listrik hingga bahan makanan.
“Pada tahap awal, IT-CEPA akan fokus membahas akses pasar barang dan isu-isu terkait perdagangan barang, seperti surat keterangan asal barang, standar, dan pengamanan perdagangan,” jelasnya.
Total perdagangan Indonesia dengan Turki mencapai USD1,32 miliar selama Januari hingga Agustus 2021. Pencatatan itu mengalami kenaikan mencapai 54,09 persen jika dibandingkan dengan jumlah perdagangan pada tahun lalu yang berada di posisi USD856,7 miliar.
Indonesia mencatatkan surplus dagang mencapai USD780,25 juta dengan Turki selama Januari hingga Agustus tahun ini. Capaian surplus itu naik 60,87 persen jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu sebesar USD485,02 juta. Neraca yang surplus tahun ini berasal dari kinerja ekspor yang mencapai USD1,05 miliar dan impor sebesar USD269,98 juta. (ATN)
Discussion about this post