ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Arifin Tasrif melaporkan progres Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ada di Kementerian ESDM di bawah koordinasi Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi antara lain yang berkaitan dengan IKU Strategis Nasional, Proyek Strategis Nasional hingga Triwulan III Tahun 2023 termasuk pembangunan pabrik pemurnian (smelter).
“Hingga triwulan ke III, untuk progres smelter saat ini yang sudah mencapai 100% ada 5 smelter, yaitu PT Weda Bay Nikel, PT Aneka Tambang Kolaka, PT Wanatiara Persada, PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara dan PT Vale Indonesia. Sedangkan yang progressnya mencapai 50%-99% sebanyak 9 smelter dan di bawah 50% ada 2 smelter,” ungkap Arifin, dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Progres dan Capaian serta Kendala dalam pelaksanaan 6 Kelompok Pembangunan Triwulan III Tahun 2023, pada Senin (30/10/2023).
Rapat tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad-Interim Erick Thohir.
Arifin juga melaporkan terkait pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang dan Dumai-Sei Mangkei yang sudah memasuki tahap ke III, pembangunan sistem ketenagalistrikan di wilayah Sumatera, Jawa-Madura-Bali, Kalimantan dan Sulawesi dan Capaian program konversi motor BBM ke listrik.
Selain smelter, Menko Marves Ad-Interim Erick Thohir bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan 2 (dua) fokus utama yang menjadi agenda pembahasan, yaitu satuan tugas (satgas) sawit dan perdagangan karbon.
“Ada dua yang menjadi fokus pembahasan, pertama pembahasan percepatan terkait satgas sawit yang nanti tanggal 2 November sudah berlaku. Tanggal 8 November hasilnya akan dipresentasikan untuk COP Ke-28 di Uni Emirat Arab (UEA) mendatang. Agenda selanjutnya adalah agenda mengenai karbon dan yang lainnya hanya review saja,” jelas Erick di kantor Kementerian ESDM Jakarta, ditemui usai rapat,.
Erick menambahkan, agenda pembahasan lain seputar penyempurnaan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
Ke depan, memungkinkan adanya pilihan teknologi selain PSEL/PLTSa dan lokasi lain di luar 12 lokasi yang telah ditetapkan antara Kemenko Marves bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Dalam waktu 3 bulan terakhir ini sedikitnya ada 30 TPA yang terbakar, utamanya dipicu oleh udara panas dan kering sebagai dampak El Nino. Penggunaan teknologi pengolah sampah ramah lingkungan sangat penting dan urgent bagi daerah yang sudah darurat sampah dan memiliki TPA yang sudah over-capacity. Oleh karena itu, sangat diharapkan dukungan kuat dari Tim Koordinasi Nasional yang melibatkan 14 K/L antara lain Kementerian ESDM, Kementerian PUPR, Kementerian Investasi,” ujar Erick. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post