ASIATODAY.ID, KAMPAR – Populasi ikan endemik di sungai Kampar, Riau terus mengalami penurunan dan dikhawatirkan kian terancam punah.
Sungai Kampar memiliki keragaman jenis ikan yang tinggi. Tahun 2010, sekitar 58 jenis ditemukan di Sungai Kampar Kanan dan 86 jenis ditemukan di Sungai Kampar Kiri dan salah satunya ikan baung.
Namun keanekaragaman jenis ikan tersebut menurun sebanyak 42% dan pada 2015 hanya teridentifikasi sebanyak 36 spesies.
Tingginya kegiatan penangkapan yang melebihi daya dukung Sungai Kampar menjadi penyumbang ancaman kepunahan spesies ikan disana.
Hasil kajian stock assesment ikan baung di Sungai Kampar di tiga lokasi sampling yaitu Desa Buluh Cina (danau), Kabupaten Kampar, Desa Maktedoh (rawa banjiran), Kabupaten Pelalawan, Desa Meranti (sungai kampar), Kabupaten Pelalawan menunjukkan bahwa tingkat eksploitasinya sudah diangka 0,81 lebih besar dari 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat eksploitasi sudah over fishing. Dengan demikian, perlu upaya menurunkan kegiatan penangkapan ikan serta pemulihan sumber daya ikan baung.
Untuk mencegah kepunahan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) melakukan restocking puluhan ribu ikan endemik di sungai Sangolan, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Ikan yang ditebar antara lain 10.000 ekor benih ikan mahseer (semah/dewa) dan 80.000 ekor benih ikan baung.
Aksi ini sebagai upaya menjaga ikan endemik dari kepunahan sekaligus menjamin ketahanan pangan di masa depan.
“Yang harus kita pikirkan, jangka panjang, kita pelihara, kita harus memijahkan, agar disegerakan. Bagaimana caranya, di Kampar, Kapuas, Musi, untuk ikan-ikan endemik ini bisa dikembangbiakkan oleh masyarakat,” kata Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar, Jumat (18/3/2022).
Sementara itu, FAO Representative Indonesia and Timor-Leste, Rajendra Aryal berharap kegiatan yang merupakan kerjasama antara KKP dan FAO dengan pendanaan dari Global Environment Facility (GEF) di Kampar ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
Menurut Rajendra, kegiatan ini juga mendukung isu-isu pada ajang G20 di Indonesia.
“Ini menjadi bukti nyata bagi dunia, menjadi kesempatan untuk menunjukkan bahwa Indonesia memiliki program dan perhatian khusus pada keberlanjutan perikanan,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post