ASIATODAY.D, JAKARTA – Hasil perundingan Komandan angkatan bersenjata India dan China menyepakati untuk membatasi jumlah pasukan di kawasan perbatasan Himalaya.
Para komandan militer kedua negara telah menggelar beberapa putaran pembicaraan yang bertujuan untuk meredakan ketegangan setelah insiden berdarah pada Juni lalu. Pertemuan keenam terjadi pada hari Senin (21/9/2020) lalu.
“Kedua belah pihak setuju untuk menghentikan pengiriman lebih banyak pasukan ke garis depan, menahan diri dari secara sepihak mengubah situasi di lapangan, dan menghindari mengambil tindakan apa pun yang dapat memperumit situasi”, kata Angkatan Darat India dalam sebuah pernyataan, dilansir dari AFP, Kamis (24/9/2020).
Militer kedua negara juga sepakat untuk menghindari kesalahpahaman pada kemudian hari dan mengadakan pertemuan berikutnya secepat mungkin.
Meski pembicaraan sedang berlangsung, tentara India-China diketahui masih saling serang di Himalaya. Bentrokan yang cukup besar terjadi pada awal Juni lalu.
Bentrokan itu menelan korban jiwa dari dua belah pihak. Setelah bentrokan pada Juni lalu, kedua negara melakukan perundingan. Pasukan China pada Juli lalu mulai menarik diri dengan membongkar tenda dan sejumlah bangunan dari daerah perbatasan dengan India dekat Himalaya pada Senin (6/7).
Namun, awal September bentrokan pecah kembali ketika tembakan dilepaskan di perbatasan.
India dan China mulai berperang memperebutkan perbatasan pada tahun 1962.
Bentrokan antara tentara India dan China pada pertengahan Juni lalu merupakan salah satu yang terbesar sejak 45 tahun terakhir.
Bentrokan tersebut telah meningkatkan ketegangan antar kedua pihak. Sementara itu, sentimen anti-China tumbuh di India sejak bentrokan tersebut. Pemerintah India sempat memblokir beberapa aplikasi seluler produk China, termasuk TikTok. (ATN)
Discussion about this post