ASIATODAY.ID, JAKARTA – Olympic Solidarity melipatgandakan dana bantuan sebesar USD25,3 juta atau sekitar Rp390 miliar untuk National Olympic Committee (NOC) dan para atlet yang berpartisipasi di Olimpiade Tokyo 2020 yang pelaksanaannya diundur hingga tahun depan.
Tambahan anggaran tersebut ditujukan untuk meringankan beban NOC atas penundaan Olimpiade 2020 selama setahun yang justru memunculkan masalah baru, terutama terkait anggaran.
Bukan hanya tuan rumah Jepang yang pusing karena harus menanggung biaya tambahan, NOC dan para atlet dari tiap negara peserta pun menjadi pihak yang terdampak atas pembatalan event olahraga terakbar dunia tersebut.
Olympic Solidarity didirikan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada 1961 dengan tujuan utama untuk mengatur bantuan bagi seluruh NOC yang disalurkan lewat berbagai program dan beasiswa.
Dikutip dari laman resmi Olimpiade, Minggu 26 April, dana bantuan Olympic Solidarity yang dialokasikan kepada program subsidi IOC sudah mencapai total USD57 juta atau sekitar Rp880 miliar.
“Sebagai respons atas kebutuhan anggaran yang meningkat akibat penundaan Olimpiade Tokyo, Olympic Solidarity telah meningkatkan anggaran yang dialokasikan bagi NOC yang berpartisipasi di Olimpiade dari USD46 juta (sekitar Rp710 miliar) menjadi USD57 juta (sekitar Rp880 miliar),” tulis IOC dalam pernyataan resminya, dilansir antara.
Sebesar USD10,3 juta atau sekitar Rp160 miliar akan dialokasikan kepada NOC setiap negara untuk keperluan kontingen yang berangkat ke Olimpiade Tokyo pada 23 Juli-8 Agustus 2021 mendatang.
Dana bantuan untuk NOC itu mencakup biaya perjalanan dan akomodasi kontingen selama Olimpiade nanti. Biaya bantuan tersebut akan diberikan kepada NOC berdasarkan aplikasi mereka.
Sementara itu, USD15 juta atau sekitar Rp233 miliar akan disalurkan untuk program yang mencakup beasiswa atlet, dana hibah tim, dan dukungan kepada atlet pengungsi. Total, ada sekitar 1.600 atlet dari 185 negara yang bakal mendapatkan dana bantuan tersebut. (ATN)
Discussion about this post