• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • id
    • ar
    • zh-CN
    • en
    • fr
    • de
    • id
    • ko
    • no
    • ru
Friday, June 9, 2023
AsiaToday.id
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Nikel Indonesia Dikontrol China, Tesla Memilih Kerjasama dengan Australia

by Redaksi Asiatoday
July 22, 2021
in Business
2 min read
0
BHP Nickel West Siap Pasok Nikel untuk Kebutuhan Baterai Tesla

Kawasan industri BHP Nickel West. Ist

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Tesla akhirnya memutuskan bekerjasama dengan Australia setelah sebelumnya dikabarkan mengincar nikel Indonesia.

Tesla telah menyepakati pembelian nikel, bahan baku utama baterai mobil listrik mereka, dengan perusahaan BHP, penambang nikel terbesar di dunia yang berada di Australia.

Langkah Tesla ini merupakan strategi memastikan suplai nikel dari produsen yang tidak dikontrol China, seperti di Indonesia.

RelatedPosts

Hengkang dari Thailand, Isuzu Alihkan Pabrik Truk ke Indonesia

Perjanjian IUEA-CEPA Mulai Diimplementasikan Awal Agustus 2023

Investasi Rp12 Triliun, 6 Perusahaan Skala Global Mulai Beroperasi di Batam

Kerjasama dengan BHP merupakan kesepakatan ketiga yang dilakukan Tesla pada tahun ini, setelah Vale dan Goro.

Laporan Financial Times, Elon Musk, CEO Tesla, mengatakan pada Juli tahun lalu bahwa dia akan menawarkan ‘kontrak besar dalam jangka waktu lama’ pada perusahaan yang menambang nikel secara ‘efisien dan sensitif pada lingkungan’.

Tesla akan membeli nikel dari pabrik BHP, Nickel West, di Australia, yang merupakan salah satu produsen logam baterai dengan emisi karbon terendah.

Nikel merupakan material kunci buat Tesla menciptakan mobil listrik yang mampu menempuh jarak perjalanan lebih jauh. Nikel membuat baterai bisa memiliki lebih banyak kerapatan energi. Setiap mobil listrik membutuhkan setidaknya 40 kg di dalam baterai.

Reuters menjelaskan produsen otomotif dunia saat ini mencari penyuplai alternatif agar mengurangi ketergantungan dari China.

Indonesia adalah salah satu penyuplai besar nikel, kira-kira mewakili 30 persen di dunia menurut Nickel Study Group, dominasinya juga diperkirakan bakal mencapai 50 persen pada 2025. Meski begitu sebagian besar produksi nikel di Indonesia menggunakan batu bara dan produsennya dikontrol China.

Pemerintah Indonesia sudah mempromosikan kerjasama dengan Tesla sejak 2019. Pada Februari lalu Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengklaim telah mengantongi proposal dari Tesla.

Kementerian Perindustrian pada pekan lalu menyatakan Indonesia telah siap menjadi produsen baterai kendaraan listrik, salah satunya didukung cadangan nikel yang terbesar di dunia.

Menurut Kemenperin saat ini sudah ada lima perusahaan pemasok bahan baku baterai di Indonesia, yakni Huayue Nickel Cobalt, QMB New Energy Material, Weda Bay Nickel, Halmahera Persada Lygend, dan Smelter Nikel Indonesia.

Selain itu sudah ada empat produsen baterai di dalam negeri, yaitu International Chemical Industry, ABC Everbright, Panasonic Gobel, dan Energizer.

Steve Brown, konsultan independen di Australia, mengatakan kepada Reuters, strategi Tesla menggaet BHP logis, sebab peluang mendapatkan nikel di dunia saat ini tidak banyak.

Jejak karbon di pabrik Nickel West dikatakan setengah dari para produsen nikel top di Indonesia, yang menggunakan teknologi berenergi besar untuk mengekstraksi nikel dari bijih laterit. Praktek pembuangan limbah di pabrik itu juga dikatakan berisiko lebih rendah.

“Tesla akan mendapatkan ketersediaan nikel dari produsen mapan dengan kredensial operasional yang kuat sebanyak mungkin,” tandasnya. (ATN)

Tags: BHP Nickel WestInvestasi BateraiNikelTesla
Previous Post

UNESCO Apresiasi Upaya Konservasi  Taman Nasional Salonga

Next Post

Kasus Covid-19 di Indonesia Tembus 3 Juta, Kematian Kembali Pecahkan Rekor

Next Post
PPKM Darurat Kurang Efektif, Indonesia Kini Jadi Episentrum Baru Covid-19 di Asia

Kasus Covid-19 di Indonesia Tembus 3 Juta, Kematian Kembali Pecahkan Rekor

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Hengkang dari Thailand, Isuzu Alihkan Pabrik Truk ke Indonesia
  • Inggris Tawarkan Dukungan Percepatan Hilirisasi Industri dan EV di Indonesia
  • Indonesia Dipercaya Gelar Pertemuan Pakar Antariksa Kawasan Asia Pasifik
  • Tinggalkan Eropa, Messi Gabung Inter Miami
  • Krisis Energi, Bangladesh Gelap Gulita
  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.