ASIATODAY.ID, JAKARTA – Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memproyeksikan prospek ekonomi global tahun ini lebih cerah seiring dengan peluncuran vaksin Covid-19 yang semakin cepat di beberapa negara dan stimulus jumbo Amerika Serikat (AS).
Menurut OECD, ekonomi dunia akan pulih tahun ini dengan pertumbuhan 5,6 persen dan tumbuh 4,0 persen tahun depan. Itu menandai peningkatan tajam dari prospek terakhirnya pada awal Desember, ketika forum kebijakan yang berbasis di Paris tersebut memperkirakan pertumbuhan global sebesar 4,2 persen tahun ini dan 3,7 persen tahun depan.
Tetapi risiko signifikan membayangi prospek yang membaik, terutama dalam bentuk seberapa cepat pihak berwenang memberikan suntikan vaksin kepada orang-orang, seberapa cepat pembatasan dicabut dan apakah varian baru dari virus Corona terus dikendalikan.
“Tidak memvaksinasi dengan cukup cepat berisiko merusak stimulus fiskal yang telah diberlakukan,” kata kepala ekonom OECD, Laurence Boone pada konferensi pers secara daring, dikutip Rabu (10/3/2021).
Menyebut Eropa karena peluncurannya yang lambat, dia mengatakan uang pemerintah yang disuntikkan ke ekonomi berisiko berakhir di tabungan konsumen jika mereka tidak dapat segera kembali ke kehidupan yang lebih normal. Produk domestik bruto global terlihat kembali ke level sebelum pandemi pada pertengahan tahun ini, meskipun dengan perbedaan yang besar antar negara-negara.
“Laju vaksinasi tidak cukup cepat untuk mengkonsolidasikan pemulihan, kami harus melangkah lebih cepat dan kami perlu melakukan yang lebih baik,” kata Boone.
Sementara peluncuran vaksin akan memberikan suntikan bagi ekonomi global, paket stimulus Amerika Serikat yang direncanakan sebesar USD1,9 triliun yang akan mengalir ke negara-negara lain dapat menambahkan lebih dari satu persentase poin ke pertumbuhan global.
Ekonomi AS akan tumbuh 6,5 persen tahun ini dan 4,0 persen tahun depan, kata OECD, meningkatkan perkiraannya dari ekspektasi pada Desember sebesar 3,2 persen pada 2021 dan 3,5 persen pada 2022. OECD memperkirakan paket tersebut, yang mencakup USD400 miliar pembayaran tunai satu kali sebesar USD1.400 kepada banyak warga Amerika, akan meningkatkan output AS rata-rata sekitar 3 persen hingga 4 persen dalam tahun penuh pertamanya.
“Dengan uang publik membanjiri ekonomi terbesar dunia, paket tersebut dapat menciptakan hingga 3 juta pekerjaan AS pada akhir tahun, tetapi juga dapat meningkatkan inflasi rata-rata 0,75 poin persentase per tahun dalam dua tahun pertama. Sementara itu, stimulus akan menjadi keuntungan bagi mitra dagang utama Amerika Serikat, meningkatkan pertumbuhan sebesar 0,5-1 poin persentase di Kanada dan Meksiko, dan antara 0,25-0,5 di kawasan euro dan China,” kata OECD. (ATN)
Discussion about this post