ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berpacu mencari terobosan untuk memaksimalkan ekspor dan perdagangan Indonesia di pasar global. Selain membidik pasar ekspor negara-negara penyumbang difisit, Indonesia juga akan memaksimalkan perjanjanian dagang dengan memaksimalkan hub Asia Tenmggara.
Kemendag menargetkan untuk ekspor nonmigas pada 2021 harus mampu tumbuh 6,3 persen senilai USD164,76 miliar dibandingkan dengan realisasi sepanjang 2020 yang mencapai USD154,99 miliar.
“Negara-negara penyumbang defisit terbesar seperti China dan Australia akan menjadi tujuan ekspor tahun ini,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dalam konferensi pers, Jumat (29/1/2021).
Menurut Lutfi, keberhasilan dalam mencapai target ekspor nonmigas ini akan sangat bergantung pada keberhasilan vaksinasi di sejumlah mitra utama dan keberhasilan reformasi perekonomian nasional melalui Undang-Undang Cipta Kerja.
“Selain itu, peluang peningkatan ekspor juga datang dari potensi-potensi ekspor produk baru,” jelasnya.
Berdasarkan pemetaan Kementerian Perdagangan, terdapat sejumlah produk yang potensial untuk digenjot ekspornya seperti otomotif dengan negara tujuan baru seperti China, Brasil dan Myanmar. Kemudian ekspor logam dan produk logam ke Turki, China, Uni Emirat Arab (UEA) dan Filipina. Sementara produk dari karet akan digenjot ekspornya ke China, Australia, dan Vietnam.
Meski ekspor nonmigas mengalami kontraksi 0,57 persen pada 2020, Lutfi mengemukakan ekspor ke dua mitra utama tercatat masih tumbuh. Ekspor ke China naik 15,59 persen dan Amerika Serikat (AS) tumbuh 4,58 persen.
Kemendag menargetkan ekspor ke China pada 2021 bisa tumbuh 10,99 persen dan diproyeksi naik 7,86 persen meski negara tersebut merupakan penyumbang defisit terbesar tahun lalu, yakni sebesar USD9,42 miliar.
Optimalkan Perjanjian Dagang
Strategi lain untuk mendongkrak ekspor Indonesia, melalui optimlaisasi perjanjian dagang.
“Perjanjian perdagangan kawasan penting untuk dilakukan. Di kawasan ASEAN, Indonesia adalah negara terbesar dan strategis. Hal ini dapat menunjukkan ke komunitas internasional bahwa Asia Tenggara adalah kawasan yang diperhitungkan sehingga bisa menjadi hub untuk berinteraksi dengan kawasan-kawasan lain,” kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, dikutip dari keterangan resminya, Jumat (29/1/2021).
Jerry menjelaskan peran penting Indonesia pada penyelesaian perjanjian perdagangan di kawasan seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) juga ikut menunjukkan bahwa posisi Indonesia strategis dan signifikan di mata internasional.
Terkait produk berpotensi ekspor, Jerry melihat ada potensi besar dari produk-produk digital buatan dalam negeri, misalnya di sektor gim daring dan produk-produk simulator untuk keperluan kesehatan maupun militer.
Menurutnya, produk-produk seperti gim daring dan produk simulator tersebut dapat menjadi terobosan ekspor komoditas Indonesia.
“Indonesia punya itu. Kita bisa lakukan business matching dengan vendor-vendor di luar negeri. Terobosan seperti ini yang harus kita kembangkan, bagaimana kita melihat produk-produk digital itu bisa dijadikan produk ekspor andalan,” jelasnya.
Sementara itu, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Kasan mengatakan menjaga pasar dan ekspor produk utama Indonesia, serta meningkatkan penetrasi ke pasar nontradisional merupakan bagian dari strategi perdagangan luar negeri yang akan ditempuh saat ini.
“Nilai ekspor ke pasar-pasar nontradisional relatif belum signifikan, tetapi pasar nontradisional seperti Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin memiliki potensi yang cukup besar,” kata Kasan.
Kasan menambahkan melalui program peningkatan ekspor, Kemendag terus berupaya meningkatkan ekspor produk-produk yang bernilai tambah. (ATN)
Discussion about this post