ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menyambut baik rencana investasi Compal Group, Taiwan yang ingin membuka pabrik baru di Indonesia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, saat ini Indonesia sangat terbuka terhadap berbagai rencana investasi dalam bidang elektronik.
“Pemerintah bahkan telah menerbitkan sejumlah aturan intensif perpajakan dan skema nonkeuangan agar investasi dapat terealisasi,” terang Airlangga Hartarto melalui keterangan resminya, Sabtu (20/7/2019).
Airlangga menjelaskan, Compal Group ini adalah salah satu produsen produk Apple seperti iPad dan iWatch yang akan masuk ke Indonesia.
“Saat ini pihak Compal lagi mengkaji. Dalam penjajakannya, mereka melihat lokasi baru di ASEAN dan mereka sangat berminat masuk investasi di Indonesia. Dengan adanya fasilitas insentif tax holiday yang kami tawarkan, mereka sangat tertarik untuk berinvestasi di Indonesia,” terangnya.
Menurutnya, peningkatan investasi pada industri elektronik di Indonesia akan membuat pemerintah memperluas basis sektor penghasil devisa. Peningkatan produksi produk elektronik juga membuka ruang pengurangan impor produk sejenis.
“Mereka produsen iPad, Apple Watch dan banyak produk lain. Untuk market share dunia mendekati 25% dan mereka produsen dari hampir semua mini notebook,” imbuhnya.
Saat ini Compal Group menjadi perusahaan manufaktur produk 5C seperti notebook computers, tablets, wearable devices, dan smartphones. Grup bisnis ini juga tengah mengembangkan produknya berbasis aplikasi IoT untuk menciptakan smart house, smart car, dan smart health care.
Saat ini Compal telah beroperasi di Asia Tenggara. Pada 2007 perusahaan memulai produksi di Vietnam. Compal kemudian memiliki service center di Polandia dan pabrik di Brasil. Diseluruh dunia grup ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 80.000 orang.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Harjanto mengemukakan, niat Compal untuk mencari lokasi produksi baru karena dampak perang dagang China-AS, sehingga perlu ada diversifikasi pasar.
“Mereka melihat pasar dalam negeri kita cukup besar. Kalau dia jadi masuk, akan membangun satu klaster dengan vendornya,” tandasnya. (Lis/AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post