• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • Arabic
  • Chinese (Simplified)
  • English
  • French
  • German
  • Indonesian
  • Korean
  • Norwegian
  • Russian
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Pengusaha AS Dilarang Investasi di Perusahaan Pertahanan China

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
June 4, 2021
in News
2 min read
0
KTT G-7, Biden akan Bahas Pandemi, Ekonomi dan Persaingan dengan China

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Dok Potus

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS

ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Konfrontasi antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali bergulir.

Pasalnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan segera melarang warga Amerika berinvestasi di perusahaan-perusahaan teknologi dan pertahanan China, terutama di perusahaan yang memiliki hubungan militer.

Perintah eksekutif baru itu akan mulai berlaku pada 2 Agustus. Kebijakan ini diperkirakan akan memukul 59 perusahaan termasuk raksasa teknologi China, Huawei. Sementara daftar perusahaan China akan diperbarui secara bergulir.

RelatedPosts

China Umumkan Latihan Militer Terbaru dengan Amunisi Sungguhan

Indonesia Potensi Merugi Rp2,5 Triliun Akibat Tambang Timah Ilegal

Agresi Israel di Gaza, Puluhan Orang Tewas Termasuk Anak-anak

BENCANA IKLIM: 549 Orang Tewas di Pakistan Akibat Banjir

Situasi Indo Pasifik Memburuk, China Tutup Ruang Dialog dengan AS

Langkah ini memperluas perintah yang sebelumnya dikeluarkan oleh mantan Presiden Donald Trump. Bahkan sebelum pengumuman resmi, China bermaksud untuk membalas.

Melalui ketetapan baru ini, investor AS akan dilarang membeli atau menjual sekuritas yang diperdagangkan secara publik untuk perusahaan lain termasuk China General Nuclear Power Corporation, China Mobile Limited dan Costar Group.

“Ini memperluas daftar sebelumnya dari 31 perusahaan untuk memasukkan perusahaan pengawasan. Selain juga bertujuan untuk memastikan warga AS tidak membiayai kompleks industri militer Republik Rakyat China,” kata seorang pejabat Gedung Putih, sebagaimana dilaporkan AFP, Jumat (4/6/2021).

“Larangan tersebut sengaja ditargetkan dan dicakup untuk memaksimalkan dampak pada target sambil meminimalkan bahaya bagi pasar global,” tambah pejabat itu.

Daftar baru akan memperbarui yang sudah dikeluarkan dari Kementerian Pertahanan.

“Kami sepenuhnya berharap bahwa dalam beberapa bulan ke depan kami akan menambahkan perusahaan tambahan ke pembatasan perintah eksekutif baru,” kata Gedung Putih.

Itu terjadi ketika pengawasan warga, termasuk Uighur di wilayah Xinjiang pada khususnya, telah mendapat sorotan. Pemerintahan Biden juga menuduh China bertindak lebih agresif di luar negeri dan lebih represif di dalam negeri.

Hubungan China dan AS sangat penting bagi kedua belah pihak dan dunia yang lebih luas. Beijing berulang kali menyerukan pemerintahan baru di Washington untuk memperbaiki hubungan yang memburuk di bawah pendahulunya Donald Trump.

Dalam pertemuan pertama mereka di bawah kepresidenan Biden bulan lalu, negosiator perdagangan utama kedua negara mengadakan pembicaraan “jujur dan pragmatis” tentang hubungan perdagangan mereka.

Namun, Presiden Biden bersikeras bahwa tarif yang ada akan tetap berlaku untuk saat ini karena ia berupaya meningkatkan ekonomi AS, yang terpukul keras di awal pandemi tetapi sekarang mulai pulih.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin menyatakan Negeri Tirai Bambu akan membalas tindakan terbaru tersebut.

“Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan China. Kami juga dengan tegas mendukung perusahaan China dalam menjaga hak dan kepentingan mereka sesuai dengan hukum,” tegasnya. (ATN)

 

Tags: Amerika SerikatChinaJoe BidenPerang Dagang Amerika-ChinaTrade War
Previous Post

Fadli Zon Soroti Diplomasi Haji Indonesia dengan Arab Saudi

Next Post

Solidaritas Covid-19, Jepang Sumbang Taiwan 1,24 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca

Related Posts

China Mulai Operasi Militer, Taiwan Minta Dukungan Solidaritas Indonesia
News

China Mulai Operasi Militer, Taiwan Minta Dukungan Solidaritas Indonesia

August 5, 2022
Diplomat China dan Taiwan Bentrok Fisik, Persoalan Makin Meluas
News

Metamorfosis Hubungan China dan Taiwan, Termasuk Peta Kekuatan Militernya

August 5, 2022
Trump: Biden Bukan Terinfeksi Covid-19 Tapi Demensia
News

Trump: Biden Bukan Terinfeksi Covid-19 Tapi Demensia

August 1, 2022
Xi Jinping: China tidak akan Mengejar Hegemoni dan Menindas Negara Kecil
News

Xi Jinping: China Masuk Babak Baru sebagai Negara Sosialis Modern           

July 29, 2022
AS Bertekad Lawan Cara Culas China Dominasi Pasar Bahan Baku dan Teknologi 1
News

AS Bertekad Lawan Cara Culas China Dominasi Pasar Bahan Baku dan Teknologi

July 25, 2022
Biden Ancam Arab Saudi Agar Dipasok Minyak
News

Biden Ancam Arab Saudi Agar Dipasok Minyak

July 16, 2022
Next Post
Redam China, Jepang Jadi Poros Konsolidasi Kekuatan AS, India dan Australia

Solidaritas Covid-19, Jepang Sumbang Taiwan 1,24 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • China Umumkan Latihan Militer Terbaru dengan Amunisi Sungguhan
  • Indonesia Potensi Merugi Rp2,5 Triliun Akibat Tambang Timah Ilegal
  • Hungaria dan Indonesia Jajaki Kerja Sama Teknologi dan Talenta Digital
  • 10 Perusahaan Korea Selatan Komitmen Investasi Rp100,69 Triliun di Indonesia
  • Agresi Israel di Gaza, Puluhan Orang Tewas Termasuk Anak-anak
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKoreanNorwegianRussian