ASIATDAY.ID, JAKARTA – Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) memprotes uji rudal balistik penghancur kapal induk yang digelar Angkatan Laut China dalam latihan perang di Laut China Selatan.
Melansir AFP, Jumat (28/8/2020), Pentagon menyatakan tindakan Angkatan Laut China menggelar uji rudal mengancam kestabilan, perdamaian dan keamanan di kawasan Laut China Selatan.
“Latihan seperti itu juga melanggar komitmen China dalam Deklarasi Pihak-pihak di Laut China Selatan pada 2002 untuk menghindari kegiatan yang bisa memicu sengketa dan berdampak terhadap perdamaian dan stabilitas,” demikian pernyataan Pentagon.
Angkatan Laut China menggelar latihan perang dengan sandi Operasi Xisha di Laut China Selatan pada 23 sampai 29 Agustus. Mereka bahkan dilaporkan menguji rudal penghancur kapal induk, DF-26B dan DF-21D di Kepulauan Paracel.
Pentagon menyebut latihan perang itu sebagai rangkaian dari kegiatan China yang hendak memperoleh klaim wilayah maritim secara tidak sah, dan merugikan negara-negara Asia Tenggara.
Mereka menyatakan pada Juli lalu sudah mendesak supaya China mengurangi kegiatan militer dan sikap unjuk kekuatan di kawasan tersebut. Namun, Pentagon menyatakan kini China malah meningkatkan aktivitas militer dengan menembakkan rudal balistik.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menyatakan justru AS terlalu ikut campur dengan urusan dalam negeri mereka.
AS dilaporkan juga mengawasi latihan militer China dari udara menggunakan pesawat intai Lockheed U-2.
Kedua negara juga mengerahkan armada angkatan laut terdiri dari kapal perang, kapal induk hingga jet tempur di Laut China Selatan. (AFP)
Discussion about this post