ASIATODAY.ID, NEW YORK – Amerika Serikat (AS) dan China akhirnya menandatangani kesepakatan perdagangan awal pada Rabu waktu setempat yang akan menurunkan beberapa tarif dan meningkatkan pembelian China atas produk-produk AS. Selain itu, kesepakatan tersebut meredakan perselisihan 18 bulan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Beijing dan Washington menggembar-gemborkan perjanjian fase pertama ini sebagai langkah maju setelah berbulan-bulan memulai pembicaraan, dan investor menyambut berita itu dengan lega. Tetapi ada juga skeptisisme bahwa hubungan perdagangan AS-China sekarang sudah membaik.
Kesepakatan itu gagal untuk mengatasi masalah ekonomi struktural yang menyebabkan konflik perdagangan, tidak sepenuhnya menghilangkan tarif yang telah memperlambat ekonomi global, dan menetapkan target pembelian yang sulit dicapai, kata para analis dan pemimpin industri.
Sementara Amerika mengakui perlunya negosiasi lebih lanjut dengan China untuk menyelesaikan sejumlah masalah lain.
Presiden AS Donald Trump memuji perjanjian itu sebagai kemenangan bagi ekonomi AS dan kebijakan perdagangan pemerintahannya.
“Bersama-sama, kami memperbaiki kesalahan masa lalu dan memberikan masa depan keadilan ekonomi dan keamanan bagi pekerja, petani, dan keluarga Amerika,” kata Trump dalam sambutan yang bertele-tele di Gedung Putih bersama dengan pejabat AS dan China, melansir Antara, Kamis (16/01/2020).
Wakil Perdana Menteri China Liu He membaca surat dari Presiden Xi Jinping di mana pemimpin Tiongkok memuji kesepakatan itu sebagai tanda kedua negara dapat menyelesaikan perbedaan mereka dengan dialog.
Gedung Putih mengatakan inti dari kesepakatan itu adalah janji China untuk membeli setidaknya USD200 miliar tambahan produk pertanian AS serta barang dan jasa lainnya selama dua tahun, lebih dari USD186 miliar dalam pembelian pada 2017.
Komitmen termasuk USD54 miliar dalam pembelian energi tambahan, sebesar USD78 miliar dalam pembelian manufaktur tambahan, sebesar USD32 miliar lebih dalam produk pertanian, dan sebesar USD38 miliar dalam jasa-jasa, menurut dokumen kesepakatan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.
Liu mengatakan perusahaan China akan membeli USD40 miliar dalam produk pertanian AS setiap tahun selama dua tahun ke depan berdasarkan kondisi pasar.
Beijing telah menolak keras untuk berkomitmen membeli sejumlah barang pertanian AS sebelumnya, dan telah menandatangani kontrak kedelai baru dengan Brasil sejak perang dagang dimulai.
Indeks pasar saham utama dunia naik ke rekor baru di tengah harapan kesepakatan itu akan mengurangi ketegangan, tetapi harga minyak merosot di tengah keraguan pakta akan memacu pertumbuhan ekonomi dunia dan mendorong permintaan minyak mentah. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post