ASIATODAY.ID, JAKARTA – Langkah Indonesia memperkuat hilirisasi mineral dan batu bara (Minerba) disambut positif.
Pemerintah perlu menjaga komitmen untuk meningkatkan nilai tambah dari produk tambang dengan pembangunan fasilitas pemurnian.
Menurut Peneliti dari Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman, paradigma tambang di Indonesia masih sangat ekstraktif dengan menjual bahan tambang dengan harga murah, sehingga membuat negara merugi dan terjadi eksploitasi berlebihan.
Karena itu, pembangunan pabrik smelter dapat memberikan efek berganda bagi pembangunan nasional.
“Jangan ada langkah mundur lagi. Jika ada yang mengatakan penghiliran hanya untuk perusahaan asing, tidak sepenuhnya benar juga, karena perusahaan milik negara, seperti Mind Id dan PT Aneka Tambang sekarang sedang gencar membangun pabrik Fero nikel di Halmahera,” kata Ferdy melalui keterangan tertulisnya, Selasa (4/8/2020).
Pemerintah Indonesia diharapkan dapat mendorong perusahaan-perusahaan tambang di Tanah Air untuk membangun pabrik smelter. Dengan begitu, dorongan untuk pembangunan smelter tidak hanya ditekankan kepada perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.
“Ketika perusahaan asing masuk, barulah kita protes, padahal perusahaan nasional banyak yang tak berinisiatif membangun pabrik smelter atau melakukan merger dengan beberapa perusahaan untuk membangun pabrik smelter,” katanya.
Hingga kini, baru 17 perusahaan yang sudah membangun pabrik smelter. Ia memandang jumlah itu sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dikeluarkan Pemda sepanjang 2009-2019 yang mencapai 13.000 IUP.
“Dari 17 pabrik eksisting itu, yang paling banyak adalah smelter nikel sebanyak 11 pabrik, bauksit 2 pabrik, tembaga 2 pabrik, besi 1 pabrik, dan mangan 1 pabrik,” Ferdy menambahkan.
Pemerintah memang berharap sampai 2020 sudah ada 48-52 pabrik smelter eksisting, karena sekarang masih dalam tahap konstruksi. Tetapi itu bisa saja mundur dari jadwal jika Covid-19 berbuntut panjang.
Namun untuk jangka menengah dan jangka panjang, pembangunan 48-52 pabrik smelter bisa memompa perekonomian nasional dan daerah pascapandemi Covid-19 karena total dana investasi untuk membangun 48 pabrik mencapai USD19 miliar. (ATN)
Discussion about this post