ASIATODAY.ID, BULELENG – Untuk memperkuat upaya konservasi Taman Nasional di Indonesia, penggunaan teknologi mutakhir dipandang penting dalam mendukung montoring kawasan.
Dalam rangka itu, Pemerintah Indonesia menjajaki kolaborasi pilot project CSR Huawei dalam program Tech4All, Smart Forest Guardian (pengawasan hutan dengan kecerdasan artifisial atau AI) yang diproyeksikan akan dibangun di kawasan Taman Nasional Bali Barat.
Teknologi ini diharapkan membantu pengamanan dan pengawasan hutan dari illegal logging, illegal mining, illegal poaching, pemantauan satwa, wisata alam, serta pengayaan dan pemanfaatan data kehutanan.
Menurut Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno, saat ini Indonesia memiliki 54 taman nasional yang mana sebagian diantaranya merupakan situs warisan dunia (World Heritage) UNESCO.
KLHK mencatat, Indonesia memiliki koleksi 400 spesies burung endemik, terbanyak di dunia, salah satunya Jalak Bali yang hanya bisa ditemukan di Taman Nasional Bali Barat.
Wiratno menjelaskan, saat ini KLHK sudah mulai memanfaatkan teknologi untuk pengawasan satwa. Dengan adanya kolaborasi dengan Huawei, pemanfaatan teknologi mutakhir akan semakin memperkuat upaya konservasi.
“Saat ini sudah pakai Camera Trap dan GPS Collar, untuk memantau gajah sumatera,” kata Wiratno dalam keterangan, Senin (26/10/2020).
“Dengan kerja sama ini, teknologi AI (artificial intelligence) dimanfaatkan untuk mendeteksi suara yang berada di hutan. Deteksi suara ini juga dapat memperkaya sistem yang sudah dimanfaatkan KLHK untuk memantau satwa di Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu, Menko Marves Luhut B. Pandjaitan mengungkapkan, peningkatan pengawasan kawasan hutan menjadi hal yang utama.
Dengan memanfaatkan teknologi Huawei, pihaknya dapat langsung memantau perekaman data melalui suara, untuk dapat membuat data yang lengkap mengenai aktivitas hutan di Indonesia.
“Dengan teknologi tersebut, kita dapat mencegah aktivitas illegal yang terjadi di hutan kita. Kami meminta kepada Huawei dan seluruh kementerian dan lembaga terkait untuk dapat mengharmonisasi sistem dan data yang akan dikembangkan untuk dapat menjadi lompatan yang luar biasa dalam pengawasan aktivitas illegal dalam hutan di Indonesia,” ujarnya.
Sebagai penyedia TIK terkemuka di dunia yang telah 20 tahun hadir di Indonesia, Huawei berkomitmen penuh untuk terus mendukung Indonesia dalam mengantisipasi tantangan dan peluang melalui pemanfaatan teknologi.
“Selama masa pandemi, kami juga telah mengontribusikan teknologi Kecerdasan Arfisial (AI) dan Cloud bagi dunia kesehatan dan pendidikan. Merupakan kebanggaan bagi kami dapat memperluas kontribusi hingga menjangkau bidang lingkungan hidup di Indonesia melalui inisiatif global untuk inklusi digital TECH4ALL yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial Huawei dalam pemberdayaan teknologi digital bagi lingkungan, pendidikan dan kesehatan,” terang Jacky Chen, CEO Huawei Indonesia.
Huawei telah berkolaborasi dengan Lembaga Nirlaba (NGO) Rainforest Connection membangun Smart Forest Guardian menggunakan teknologi AI untuk melindungi hutan dari pembalakan dan perburuan liar, serta upaya konservasi alam di Taman Nasional Bali Barat. Rainforest Connection telah menggunakan teknologi ini di hutan hujan tropis Kosta Rica, Filipina dan beberapa negara lain.
“Kami sangat percaya bahwa teknologi yang baik dapat membawa manfaat yang lebih besar bagi dunia. Keterlibatan ini menjadi bagian awal dari perjalanan bersama untuk lingkungan yang makin lestari,” imbuhnya. (AT Network)
Discussion about this post