ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyatakan bahwa enam perusahaan media yang berbasis di China telah menjadi misi asing yang menyebarkan propaganda komunis di AS.
Pompeo juga mengatakan pada konferensi pers di Departemen Luar Negeri bahwa Amerika Serikat akan meluncurkan dialog tentang China dengan Uni Eropa pada Jumat (23/10/2020), dan dirinya akan memulai perjalanan ke India, Sri Lanka, Maladewa dan Indonesia.
Pompeo berharap pertemuan dengan para pejabat di negara yang dikunjunginya, termasuk Indonesia, akan mencakup diskusi tentang bagaimana “negara bebas dapat bekerja sama untuk menggagalkan ancaman yang ditimbulkan oleh Partai Komunis China”.
Departemen Luar Negeri AS menyebut enam media yang punya misi khusus itu yakni Yicai Global, Jiefang Daily, Xinmin Evening News, Social Sciences in China Press, Beijing Review, dan Economic Daily.
Keenam media itu menambah jumlah outlet media China yang disorot tahun ini menjadi 15.
Langkah terbaru AS itu bertujuan untuk mengekang aktivitas China di Amerika Serikat menjelang Pemilihan Presiden AS pada 3 November.
Presiden Donald Trump telah membuat pendekatan yang keras ke China sebagai kebijakan luar negeri utama.
Pompeo menegaskan langkah itu adalah bagian dari upaya untuk melawan “upaya propaganda komunis China” di Amerika Serikat.
“Media itu juga secara substansial dimiliki, atau dikendalikan secara efektif oleh pemerintah asing,” katanya seperti dikutip dari CNA, Kamis (22/10/2020).
Pompeo mengatakan, AS tidak membatasi apa pun yang dapat diterbitkan oleh media di Amerika Serikat, namun hanya ingin memastikan bahwa rakyat AS sebagai konsumen informasi dapat membedakan antara berita yang ditulis oleh pers bebas dengan propaganda yang didistribusikan oleh Partai Komunis China.
Departemen Luar Negeri AS sebelumnya telah meminta media China untuk mendaftar sebagai perwakilan luar negeri dan mengumumkan pada Maret bahwa mereka memotong jumlah jurnalis yang diizinkan untuk bekerja di kantor-kantor media utama China di AS menjadi 100 dari 160 orang.
Sebagai tanggapan, China mengusir sekitar 20 koresponden Amerika Serikat termasuk New York Times, Wall Street Journal News Corp dan Washington Post.
Amerika Serikat juga menyatakan bulan lalu bahwa para awak media itu harus mendapatkan persetujuan diplomat senior Departemen Luar Negeri sebelum mengunjungi kampus universitas di AS atau mengadakan acara budaya dengan lebih dari 50 orang.
Akan tetapi, Kedutaan China tidak segera menanggapi permintaan komentar atas kebijakan itu. (ATN)
Discussion about this post