ASIATODAY.ID, JAKARTA – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana memandang, kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia, Prabowo Subianto ke Washington DC, Amerika Sertikat (AS) harus dilihat sebagai strategi AS menghadapi China.
Menurut Hikmahanto, AS tak ingin Indonesia masuk dalam perangkap China.
“AS melihat hal ini karena kedekatan ekonomi Indonesia dengan China. Dikhawatirkan ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap China akan melemahkan prinsip kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif,” kata Hikmahanto dihubungi, Rabu (21/10/2020).
Hikmahanto mengungkapkan, Indonesia diprediksi oleh AS akan jatuh dalam genggaman China dengan ketergantungan ekonominya dan mudah dikendalikan oleh Beijing. Padahal kata dia, Indonesia adalah negara strategis dan memiliki peran yang sentral di kawasan Asia Pasifik, baik untuk AS maupun China.
Dalam Buku Putih Departemen Pertahanan AS disebutkan juga bahwa, China berniat untuk membangun pangkalan militer di Indonesia. Karena itu pula Menhan AS mengundang Menhan Indonesia untuk memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara.
“Tapi di balik kerja sama itu, AS ingin agar Indonesia tidak jatuh dalam perangkap China,” jelas Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani ini.
Lebih jauh Hikmahanto menerangkan, AS juga ingin memberi pesan kepada China. Pesan bahwa Indonesia berpihak kepada AS, terutama dalam ketegangan AS-China di Laut China Selatan. Dia menilai, dalam konteks itu, Menhan Indonesia harus tetap berngkat ke Washington untuk menghadiri undangan Pentagon.
“Keberangkatannya untuk menegaskan bahwa Indonesia bersahabat dengan siapapun negara,” terang Hikmahanto.
Kunjungan Prabowo Subianto ke Washington DC, guna memenuhi undangan mitranya, Menhan AS, Mark Esper. Pertemuan keduanya dikabarkan berlangsung hangat dan produktif. Hal ini menunjukkan kedekatan dan arti penting kerja sama bilateral RI-AS, khususnya di bidang pertahanan dan keamanan yang menjadi salah satu pilar hubungan bilateral kedua negara.
Menurut KBRI Washington DC, kunjungan Menhan Prabowo dan delegasi ke Pentagon, yang notabene adalah markas besar tentara AS dijamu dalam acara santap siang. Kunjungan itu juga dihadiri oleh Dubes RI untuk AS Muhammad Lutfi dan Atase Pertahanan KBRI Washington DC, Marsekal Pertama Age Wiraksono.
Lawatan resmi ini merupakan bagian dari diplomasi pertahanan yang secara aktif dijalankan oleh Menhan RI dengan mitranya dari berbagai negara, termasuk AS yang merupakan salah satu mitra strategis RI. Selain berbagi pandangan mengenai keamanan regional, prioritas pertahanan bilateral, dan akuisisi pertahanan, kedua Menhan secara khusus membahas mengenai upaya meningkatkan kegiatan kerja sama militer dan keamanan maritim.
Prabowo juga mengapresiasi dukungan AS dalam upaya memodernisasi alutsista Indonesia. Kunjungan Menhan Prabowo tercatat telah menghasilkan sejumlah kesepakatan penting. Antara lain terkait kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan untuk taruna/kadet TNI di berbagai lembaga pendidikan militer di AS.
Selain itu, kedua Menhan sepakat untuk bekerja sama dalam rangka melakukan repatriasi jenazah tentara AS yang hilang di Indonesia selama Perang Dunia II. Di akhir pertemuan, Prabowo menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah AS atas bantuan ventilator untuk penanganan Covid-19 di Indonesia. (ATN)
Discussion about this post