ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pembangunan 52 fasilitas pemurnian (smelter) mineral dan batubara terus berjalan dan ditargetkan pada tahun 2024 sudah mulai operasi.
Dari seluruh smelter yang sedang dibangun, smelter Feronikel yang paling banyak.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, dari 52 smelter tersebut terdiri dari 29 smelter nikel, 4 smelter tembaga, 9 smelter bauksit, 4 smelter besi, 2 smelter mangan, 4 smelter timbal dan seng. Hingga akhir 2019, ada 11 smelter nikel existing yang telah beroperasi.
“Progres smelter saat ini sudah mencapai 30 hingga 40 persen dan smelter nikel paling banyak. Kita harapkan tahun 2022 atau 2023 awal, sudah selesai dan 2024 mulai operasional,” terang Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono, Kamis (12/3/2020).
Menurut Bambang, saat ini aktivitas pembangunan smelter nikel khususnya di wilayah Sulawesi Tenggara sedang menghadapi tantangan utamanya terkait wabah virus corona.
Bambang mengatakan, berdasarkan hasil kunjungannya ke smelter milik PT Virtue Dragon Nickel Industry di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, pengembangan fasilitas tersebut terhambat penyebaran virus corona.
Hambatan terjadi karena perusahaan kekurangan tenaga kerja yang mengerjakan proyek tersebut. Pasalnya, sebagian tenaga kerja yang digunakan merupakan warga China.
Namun semenjak adanya virus corona, para pekerja yang tengah berada di negaranya tersebut tidak dapat kembali ke Indonesia, sehingga membuat pengerjaan proyek terkendala.
“Kalau untuk smelter kebetulan saya datang kunjungan ke Virtue Dragon, memang dalam tahap pengembangan masih terganggu karena tenaga kerja lebih dari 300-400 pekerja China yang pulang tidak bisa kembali,” jelas Bambang.
Namun, untuk pekerja asal Tiongkok yang kurang lebih jumlahnya sama, saat ini masih berada di lokasi pembangunan dan tidak diizinkan untuk kembali ke negaranya terlebih dahulu.
Sehingga untuk kegiatan produksi masih tetap berjalan sebagaimana biasanya. Hanya saja untuk kegiatan kontruksi yang mengalami gangguan.
PT Virtue Dragon Nickel Industry menginvestasikan sekitar USD1,4 miliar untuk smelter nikel. Smelter tersebut memiliki 15 line atau tungku produksi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan kapasitas produksi 600.000 hingga 800.000 ton per-tahun nickel pig iron (NPI) yang memiliki kadar 10-12 persen.
Fasilitas smelter 700 hektare (ha) tersebut telah menyerap tenaga kerja sebanyak enam ribu orang yang sebagian besar merupakan warga asli Sulawesi Tenggara. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post