ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersama PT Industri Kereta Api (Persero)/INKA menandatangani nota kesepahaman (MoU)untuk mengembangkan kendaraan tambang berbasis listrik.
Kerjasama ini merupakan bentuk sinergi BUMN dalam rangka mendukung Pemerintah mendorong target Net Zero Emission pada 2060.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengapresiasi kesepakatan ini. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission sesuai target yang sudah ditetapkan.
“Pencapaian target Net Zero Emission tersebut tentu membutuhkan peran aktif berbagai pihak dan didukung oleh teknologi yang mumpuni. Pemerintah saat ini tengah menyusun peta jalan demi menghadapi berbagai tantangan serta risiko perubahan iklim di masa mendatang,” ujar Agung, Rabu (8/12/2021).
Untuk mencapai target nol emisi tersebut Pemerintah juga tengah menerapkan lima prinsip utama, yaitu peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan, pengurangan energi fosil, kendaraan listrik di sektor transportasi, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, serta pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Suryo Eko Hadianto menambahkan, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia menuju net zero emission pada 2060, perusahaan BUMN memiliki peluang berkontribusi optimal mewujudkan komitmen tersebut salah satunya dengan mengarahkan kendaraan operasional pertambangan untuk beralih ke listrik.
“Ini peluang bagi kita untuk mengembangkan, daripada harus beli atau impor. Jadi semaksimal mungkin bisa kurangi impor,” ujarnya sesaat sebelum penandatangan MoU, Selasa (7/12).
Penandatanganan nota kesepahaman /MoU ini selanjutnya akan dilanjutkan dengan pembentukan tim dan penyusunan kajian bersama yang komprehensif sehubungan dengan pengembangan kendaraan tambang berbasis listrik ramah lingkungan.
“Saya berharap penandatanganan ini bisa segera ditindaklanjut ke tahap berikutnya, sehingga pada akhir tahun 2022 sudah ada prototype kendaraan yang bisa dikembangkan,”lanjut Suryo.
Sementara itu, Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro menjelaskan bahwa kerjasama ini didasari oleh keahlian masing-masing perusahaan.
“Kami berkolaborasi, yang dimiliki oleh INKA adalah membuat kendaraan berbasis listrik. PTBA memiliki keahlian sebagai operator tambang, ini bagaimana supaya bisa berhasil sehingga bisa kembangkan kendaraan tambang berbasis listrik,” imbuhnya.
Sebelum kesepakatan program pengurangan emisi karbon melalui kendaraan dilakukan, PTBA telah memiliki serangkaian program untuk tujuan yang sama, antara lain yaitu:
-Mengubah alat pertambangan berbahan bakar minyak menjadi berbahan bakar listrik lewat program Eco-Mechanized Mining (e-MM)
-Mengganti kendaraan operasional menjadi kendaraan listrik
-Melakukan reforestasi pada lahan bekas tambang, dengan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan studi terkait tanaman yang mampu mereduksi emisi karbon di udara; dan
-Mengganti bahan perusak ozon (BPO) seperti penggunaan refrigerant AC yang ramah lingkungan dan penggantian BPO-Halon 1211 pada Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Wujud komitmen terhadap isu Perubahan Iklim juga telah ditunjukkan dengan kerjasama strategis antara PTBA dengan lembaga international CDP (Carbon Disclosure Project) dalam bentuk pendampingan penyusunan Laporan CDP-Climate Change PTBA. (ATN)
Discussion about this post