ASIATODAY.ID, JAKARTA – Qlue berhasil meraih penghargaan ASEAN Best IoT Startup dalam ajang ASEAN Rice Bowl Startup Awards 2019 yang berlangsung di Sasana Kijang, Kuala Lumpur, Malaysia.
Diajang itu, Qlue berhasil menyisihkan lima nominator dari negara lainnya di ASEAN. Sebagai peraih Best IoT Startup, Qlue dinilai sebagai startup yang konsisten untuk berinovasi dan berhasil mendorong perubahan positif di Indonesia melalui solusi smart city berbasis Internet of Things (IoT).
ASEAN Rice Bowl Startup Awards merupakan penghargaan yang diberikan kepada beberapa startup sebagai penghargaan atas inovasi, keunggulan, kinerja terbaik, dan semangat kewirausahaan.
Penghargaan ini juga mengapresiasi determinasi, risiko, dan kerja keras yang ada dalam pengembangan sebuah startup, serta pengaruh dari setiap individu dalam mencapai keberhasilan startup mereka.
ASEAN Rice Bowl Startup Awards telah memasuki tahun kelima dan telah diakui sebagai penghargaan bergengsi bagi startup di kawasan ASEAN. Tahun ini, ASEAN Rice Bowl Startup Awards 2019 menerima 3.170 nominasi dari Asia Tenggara, meningkat 60 persen dari tahun sebelumnya.
Dari ribuan nominasi yang masuk, sebanyak 107 startup terpilih menjadi finalis ASEAN Rice Bowl Startup Awards 2019.
“Kami menganugerahkan ASEAN Best IoT Startup 2019 kepada Qlue karena kami menilai Qlue telah berhasil mengimplementasikan teknologi IoT sebagai salah satu basis teknologi untuk mengembangkan ekosistem smart city,” kata kata Chairman ASEAN Rice Bowl Startup Awards and New Entrepreneurs Foundation, Hamdi Mokhtar
“Kami berharap, Qlue dapat terus mewakili Indonesia dan ASEAN di Global Startup Awards untuk berkompetisi dengan berbagai startup lainnya dari seluruh dunia,” lanjut dia.
“Penghargaan ini semakin mengukuhkan rencana kami di tahun 2020 yang menargetkan pertumbuhan bisnis lebih dari 50 persen. Di 2019 sendiri, Qlue sudah melakukan berbagai aktivitas di beberapa negara meliputi Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Taipei, dan beberapa negara di Eropa seperti Spanyol dan Italia,” kata Founder & CEO Qlue, Rama Raditya, dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (4/2/2020).
Dengan memanfaatkan IoT dan smartphone, Qlue membuat sensor pengumpul data di sebuah area melalui aplikasi QlueApp. Warga dapat memonitor status laporan di dalam aplikasi, mulai dari menunggu, proses, hingga selesai.
Warga dapat menggunakan foto dan video untuk membuat laporan dan dapat memberikan penilaian terhadap kinerja petugas dalam menanggapi laporan. Dengan fitur geotracking laporan warga langsung masuk ke dalam QlueDashboard agar masalah dapat langsung didata, dipetakan dan ditindaklanjuti.
QlueApp juga memungkinkan warga melakukan chat secara personal, atau berdasarkan kelurahan dan kecamatan. Pengguna QlueApp juga bisa melihat berapa banyak laporan di sekitar mereka dan daerah lain melalui fitur search by map.
Qlue juga mengembangkan sensor dan analisis video yang secara otomatis dapat mendeteksi muka, mengklasifikasi dan menghitung jumlah mobil, plat nomor, jumlah orang, dan kemampuan lainnya yang disematkan di CCTV dan lampu pengatur lalu lintas.
Saat ini pengguna QlueApp sudah mencapai lebih dari 750 ribu orang di lebih dari 20 daerah dan 23 Polda di Indonesia, dengan beberapa daerah baru antara lain Minahasa,
Tarakan, Kupang, Kabupaten Gorontalo, dan Kabupaten Belitung.
Qlue juga akan segera hadir di Kabupaten Belitung pada kuartal pertama 2020 sebagai bagian dari implementasi Belitung Smart Island. Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie, S.Sn, M.Si, menilai Qlue adalah perusahaan penyedia ekosistem smart city dengan reputasi dan kredibilitas yang telah terbukti di Indonesia.
“Dengan semangat “Let’s Go Belitung!”, kami ingin mengajak orang datang ke Belitung tidak hanya untuk datang berwisata, tapi juga berinvestasi dan bermitra dengan kami. Kerja sama dengan Qlue akan membawa dampak positif yang lebih besar untuk seluruh masyarakat Belitung,” kata Isyak Meirobie. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post